Tren bus di Indonesia saat ini terbagi menjadi dua aliran, yakni aliran double glass dan single glass. Bus double glass memiliki kaca depan ganda yang bikin tampilannya jadi terlihat gagah, sementara bus single glass kaca depannya tunggal yang bikin visibilitas penumpang dari kabin jadi terlihat lebih nyaman.
Meski kelihatannya double glass dan single glass menjadi aspek penting yang mempengaruhi preferensi penumpang bus, Ketua Umum Askarindo (Asosiasi Karoseri Indonesia), Sommy Lumadjeng justru mengatakan hal itu bukanlah yang utama.
"Model bus ini selalu dinamis. Dahulu orang suka single glass, karena gampang kalau ada insiden kaca pecah, sebab kacanya cuma satu. Terus keluar yang namanya double glass, kelihatan bagus, mewah. Semua akhirnya buat double glass," buka Sommy di Press Conference Busworld Southeast Asia 2022, di Jakarta (20/9).
"Terus sekarang ada tren lagi, yang penting modelnya bagus, entah itu single glass maupun double glass. Jadi terus terang, tidak ada yang bisa bilang single glass lebih baik dari double glass, double glass lebih baik dari single glass. Sekarang yang paling penting adalah model (desain keseluruhan)," sambung Sommy.
Menurut Sommy, jika desain bus bagus, maka penumpang akan merasa senang. "Maka dari sini karoseri-karoseri di Indonesia, terutama yang papan atas, mereka selalu melakukan improvisasi," tambah Sommy.
Kendati demikian, memang tidak dipungkiri jika bus single glass kini sedang menjadi tren di industri transportasi bus Indonesia. Tak cuma single glass, kini juga muncul tren menghilangkan selendang pada bagian samping depan bus. Dengan tren desain seperti itu, maka yang diuntungkan adalah penumpang, sebab pandangan dari kabin bakal terasa sangat luas, tanpa terhalang sekat-sekat kaca.
Simak Video "Video Puluhan Bus Bekas TransJakarta Hangus Terbakar di Jakbar"
(lua/din)