Jangan Heran, Mobil Listrik Tak Sepenuhnya Ramah Lingkungan

Jangan Heran, Mobil Listrik Tak Sepenuhnya Ramah Lingkungan

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Rabu, 14 Sep 2022 15:34 WIB
Jusuf Hamka serah terima Wuling Air ev
Mobil listrik Wuling Air ev (Foto: Christina Hartati Phan/Wuling Motors)
Jakarta -

Mobil listrik ternyata tidak sepenuhnya ramah lingkungan

Banyak orang percaya, mobil listrik merupakan kendaraan yang sepenuhnya ramah lingkungan. Bahkan, pada sejumlah kampanye, mobil listrik kerap dianggap sebagai 'jalan keluar' dari tingginya tingkat polusi udara di dunia.

Namun, mungkin tak banyak yang tahu, mobil listrik sebenarnya tak sepenuhnya ramah lingkungan. Sebab, kendaraan bersuara senyap tersebut memerlukan daya listrik yang sumbernya berasal dari energi fosil seperti solar dan batu bara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setidaknya itu yang disampaikan pengamat otomotif sekaligus akademisi di Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Pasaribu saat berbincang dengan detikOto.

"Mobil listrik sebenarnya tidak sepenuhnya ramah lingkungan. Sebab, listriknya itu dari PLN yang kurang lebih 35 persennya pakai energi fosil, seperti solar dan batu bara. Jadi sebenarnya enggak go green juga, kan," ujar Yannes kepada detikOto, Selasa 13 September 2022.

ADVERTISEMENT

Meski demikian, menurut Yannes, jika dibandingkan apple to apple antara mobil bensin dan mobil listrik, tetap lebih ramah lingkungan mobil listrik. Sebab, meski bermasalah dengan pengisian dayanya, namun kendaraan tersebut tak menghasilkan gas buang.

"Kendaraan yang pure electric kan sebenarnya nol emisi karbon kalau sumber energi listriknya benar. Jadi itu tetap lebih baik dibandingkan mobil bensin," ungkapnya.

Lebih jauh, Yannes mengingatkan, untuk menyongsong program elektrifikasi jangka panjang, pemerintah seharusnya bisa membenahi sumber daya atau sumber penghasil energi yang saat ini digunakan untuk kendaraan listrik menjadi sumber energi terbarukan.

"Pokoknya ingat, jangan pakai sumber energi fosil, ya," tegasnya.

Sementara untuk limbah baterai, menurutnya, bukan menjadi tantangan besar. Sebab, kata dia, limbah tersebut bisa didaur ulang dengan teknologi yang ada sekarang.

"Kalau limbah baterai sebetulnya bisa didaur ulang, kurang lebih 95 persennya bisa dipakai kembali, di-recycle. Tapi tentunya perlu teknologi," kata Yannes.




(din/din)

Hide Ads