BBM dengan oktan rendah dikabarkan bakal tak lagi dijual di SPBU Tanah Air. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) disebut akan melarang penjualan BBM oktan rendah mulai 31 Desember 2022. Belum diketahui mendetail BBM jenis apa yang digolongkan dengan oktan rendah.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih membenarkan kabar soal rencana peniadaan penjualan BBM oktan rendah mulai tahun depan.
"Betul," kata Soerjaningsih dikutip CNBC Indonesia.
Sekadar informasi saat ini, ada beberapa jenis BBM dengan kadar oktan yang ditawarkan. Untuk bensin, ada RON 88 (Premium), RON 89 (Revvo 89), RON 90 (Pertalite dan BP 90), RON 92 (Pertamax, BP 92, Shell Super, dan Revvo 92), RON 95 (Shell V-Power, Revvo 95, BP 95) dan RON 98 (Pertamax Turbo, Shell V-Power Nitro+).
Di antara BBM itu, yang sering dianggap memiliki oktan rendah adalah Premium dan juga Revvo 89. Wacana itu kemudian didukung oleh pernyataan PT Vivo Energy Indonesia yang berencana menghapus penjualan Revvo 89 akhir tahun. Vivo saat ini tengah menghabiskan stok Revvo 89 yang masih tersisa. Pertamina juga mengakui sudah tidak lagi menjual BBM Premium sama sekali.
"Pemerintah telah memutuskan untuk menghapus penjualan BBM beroktan rendah pada tanggal 31 Desember 2022," ungkap manajemen Vivo.
Sebelumnya pada 31 Desember 2021, wacana soal penghapusan penjualan BBM Oktan rendah sudah mencuat. Kala itu, Soerjaningsih menegaskan Indonesia sudah masuk masa transisi di mana Premium akan digantikan dengan Pertalite.
Terbukti, keberadaan Premium makin sulit ditemui, yang ada justru Pertalite. Premium memang bukan BBM yang populer. Soerjaningsih kala itu menyebut hanya ada tujuh negara yang masih menggunakan Premium sebagai bahan bakar kendaraan.
Pemerintah tengah menyusun road map BBM ramah lingkungan di mana nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik.
"Dengan road map ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry,harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," kata saat itu.
Simak Video "Video: Rencana Google Luncurkan YouTube Premium versi Low Budget"
(dry/din)