Pabrikan mobil ramai-ramai memamerkan produk listrik di area Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022. Dengan pasar yang kian besar, kapan harga mobil listrik makin kompetitif?
Dalam kesempatan meresmikan pembukaan GIIAS, pekan lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap harga mobil listrik bisa dijual dengan harga yang kompetitif. Terlebih kini makin banyak merek meluncurkan dan menjual mobil-mobil ramah lingkungan.
"Pemerintah tentu berharap EV ini bisa mulai dijual dalam negeri dengan harga yang kompetitif. Tentu bisa mendorong produksi EV di Indonesia," kata Airlangga di ICE BSD City, Tangerang, Banten, pekan lalu.
Wuling Air EV jadi mobil listrik termurah yang dijual saat ini. Sedangkan Hyundai Ioniq 5 berada di atas Rp 500 juta. Kedua mobil tersebut juga diproduksi secara lokal. Airlangga berharap bisa memenuhi pasar ekspor.
"Saat ini sudah beberapa yang mulai CKD di Indonesia dan juga ekspor otomotif penting saat ini sekitar 40 ribu per bulan sudah bisa dicapai dan kami berharap jumlah negara yang diekspor dari Indonesia semakin banyak," kata dia.
"Dari berbagai merek sudah hampir lebih dari 80 negara otomotif Indonesia sudah masuk, dan tentu ini membuktikan bahwa kemampuan manufaktur kita, PMI (purchasing managers indeks) 51,3 lebih baik," jelas dia.
Beberapa waktu yang lalu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Taufik Bawazier mengatakan pemerintah mendorong supaya pabrikan otomotif membuat mobil murah, tapi memang terkendala harga baterai yang dinilai masih tinggi.
"Faktor tadi baterai masih tinggi itu akan menjadi mungkin menjadi hambatan," ujar Taufik saat seminar di Periklindo Electric Show 2022, Senin (25/7/2022).
Lebih lanjut dia mengatakan lebih dari separuh pasar mobil Indonesia didominasi oleh harga mobil low MPV dan low SUV. Jadi kalau harga mobil listrik bisa setara Avanza, Xenia, Xpander cs lebih cepat mengakselerasi mobil listrik.
"Pabrikan tadi akan didorong menghasilkan mobil murah. Bahwa Indonesia ini konsumsi masyarakat untuk membeli mobil itu 62 persen di harga 250 sampai 300 juta. Bayangkan kalau ada mobil listrik yang harganya segitu, saya yakin prosesnya lebih cepat," ujar dia.
"Coba ini didesain mobil baterai murah ini akan mempercepat, mengakselerasi daripada target-target untuk mobil listrik tadi. Ini menjadi catatan penting, sehingga akan mempercepat pembangunan industry electric vehicles di Indonesia," jelas Taufik.
Simak Video "Video: Mobil Listrik Polytron G3 dan G3+ Resmi Diluncurkan, Begini Tampangnya"
(din/din)