Kekurangan Teknologi Kaca Spion Mirror Cam buat Bus

Kekurangan Teknologi Kaca Spion Mirror Cam buat Bus

Luthfi Anshori - detikOto
Senin, 11 Jul 2022 11:41 WIB
MirrorCam pengganti kaca spion konvensional di truk Mercedes-Benz Actros
Ilustrasi kaca spion mirror cam. Foto: Dok. Daimler
Jakarta -

Teknologi pada kendaraan angkutan penumpang dan niaga kini semakin canggih. Salah satunya adalah penggunaan kamera CCTV untuk mengganti fungsi kaca spion fungsional. Meski lebih canggih, kaca spion mirror cam memiliki beberapa kekurangan. Apa saja?

Menurut Direktur Utama PT SAN Putera Sejahtera (PO SAN), Kurnia Lesani Adnan, bus yang menggunakan mirror cam akan membutuhkan penyesuaian lagi buat para driver-nya.

"Dengan mirror cam itu ada penyesuaian lagi bagi pengemudi, karena mereka biasa pakai spion konvensional, bentuknya mirip kuping, sekarang kupingnya hilang (diganti kamera)," kata Sani kepada detikOto melalui sambungan telepon (6/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PO Harapan Jaya resmi mengoperasikan bus Avante D1 buatan karoseri TentremTeknologi mirror cam di bus PO Harapan Jaya Foto: Dok. Tentrem

Selain itu, dengan menggunakan teknologi digital dan mengandalkan internet, kaca spion jenis mirror cam ini juga memiliki persoalan lainnya, yakni ketika monitor yang di dalam harus melakukan proses update software, sehingga membuat mirror cam tidak berfungsi sementara waktu.

ADVERTISEMENT

"Yang paling krusial itu dia monitornya suka update software setiap beberapa jam. Bayangkan kalau lagi di jalan, hujan, malam, pas mau manuver, kamera itu lagi update software. Dia update itu butuh waktu, sekitar 1-2 menit, itu cukup lama. Ini sangat riskan," sambung Sani.

Menurut Sani, ada satu teknologi mirror cam yang layak digunakan untuk kendaraan niaga dan kendaraan penumpang di Indonesia, yakni teknologi mirror cam milik truk Mercedes-Benz Actros.

"Ada beberapa PO yang paksa pakai mirror cam, tapi masih menemui beberapa kendala. Dia punya monitor itu suka update. Yang benar itu, ada satu model dia langsung kamera 360 derajat (seperti di truk Actros). Ini benar banget, jadi pengemudi bisa lihat sekeliling jalan. Tapi harganya nggak sesuai, hampir Rp 50 juta," ujar Sani.




(lua/rgr)

Hide Ads