Pabrik Mobil Merek Rusia Kini Terpaksa Setop Produksi

Pabrik Mobil Merek Rusia Kini Terpaksa Setop Produksi

Ridwan Arifin - detikOto
Minggu, 13 Mar 2022 18:51 WIB
Lada dan Presiden Putin
Lada dan Presiden Rusia Putin Foto: Lada.ru
Jakarta -

Pabrik mobil merek Rusia, Lada dilaporkan mulai terimbas invasi Rusia ke Ukraina. Pemerintah Barat memberlakukan sanksi, salah satunya larangan impor ke Rusia, hal ini turut menghambat rantai pasokan komponen yang mengganggu produksi Lada.

Sedikit mengenal Lada, merek mobil asal Rusia ini ditangani oleh Avtovaz, brand yang sudah eksis sejak 1970 tersebut saat ini mayoritas dimiliki oleh aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi (51 persen).

Tahun lalu, model Lada mencakup 21 persen dari semua mobil baru yang dijual di Rusia. Mobil pertama dengan merek Lada muncul pada tahun 1973 selama era Soviet, dan merek tersebut merupakan simbol negara sehingga Presiden Rusia Vladimir Putin kerap berpose untuk foto di belakang kemudi kendaraan Lada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekarang, sanksi ekonomi dijatuhkan oleh AS dan Eropa sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina. Imbasnya telah menghentikan produksi merek mobil ikonik tersebut hingga waktu yang belum ditentukan, demikian seperti dikutip Caranddriver, Minggu (13/3/2022).

The Wall Street Journal melaporkan bahwa pabrik mobil Lada "berhenti" minggu ini karena sanksi membuat minimnya komponen dan pasokan yang diperlukan untuk membuat mobil baru. Lebih dari 20 persen suku cadang yang dibutuhkan Avtovaz adalah impor. Stok yang sebagian besar telah berkurang dalam dua minggu terakhir.

ADVERTISEMENT

"Jika perdagangan berhenti, Avtovaz berhenti," kata seorang mantan anggota dewan Avtovaz yang tidak disebutkan namanya kepada Wall Street Journal.

"Putin tahu bahwa dia tidak bisa melakukannya sendiri," tambahnya.

Avtovaz dengan dukungan Renault diagendakan memulai kembali perakitan mobil minggu depan.

"Perusahaan melakukan segala upaya untuk kembali ke jadwal produksi normal di pabriknya di Togliatti dan Izhevsk sesegera mungkin," ujar Sergey Ilinskiy, juru bicara Grup Renault yang berbasis di Rusia.

"Krisis yang sedang berlangsung dalam pasokan komponen elektronik," kata Ilinskiy.




(riar/mhg)

Hide Ads