Kantor Hino di Jepang digerebek oleh pihak berwajib lantaran diduga memanipulasi hasil data emisi kendaraan. Akibatnya, Hino menghentikan penjualan tiga model kendaraan berat mereka di Jepang.
Dikutip Reuters, Hino Motors mengungkapkan pihak perusahaan telah menemukan sejumlah data palsu terkait hasil uji emisi kendaraan. Pemalsuan hasil uji emisi ini telah berlangsung selama beberapa tahun dan mempengaruhi sekitar 115.000 kendaraan berat.
COO-Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI), Santiko Wardoyo, memastikan bisnis Hino di Indonesia tidak terpengaruh dengan situasi Hino yang ada di Jepang.
"Saya tegaskan bahwa produknya beda. Jadi yang di Indonesia baru Euro4, yang di Jepang saya kurang tahu, mungkin lebih dari Euro4. Jadi tidak ada efek ke Indonesia," kata Santiko di Purwakarta, Rabu (9/3/2022).
Lanjut Santiko menambahkan, produk bus-truk Hino di Indonesia semuanya sudah lulus uji di Kementerian Perhubungan dan tentunya sudah mendapatkan SUT atau Surat Uji Tipe. "Jadi sama sekali berbeda dengan yang ada di Jepang," tegas Santiko.
Diberitakan sebelumnya, Hino di Jepang akhirnya mengaku jika perusahaannya telah melakukan kesalahan terkait pemalsuan data performa mesin untuk mengeluarkan sertifikasi emisi kendaraan dan performa mesin.
"Ada sejumlah kesalahan dalam menangani berbagai tekanan untuk mencapai taget produksi yang ketat sesuai jadwal," kata Presiden Hino, Satoshi Ogiso dikutip dari Nikkei Asia.
Pihak Hino mengungkapkan kesalahan ini terjadi pada salah satu pabrik Hino di Jepang, di mana pabrik tersebut menjalankan serangkaian tes mesin. Pada salah satu bagian mesin, sistem pembuangannya diganti selama masa pengujian agar mendapatkan hasil baik dan lolos uji emisi.
Hino akhirnya memutuskan membentuk tim internal untuk menyelidiki kemungkinan adanya pemalsuan saat pengujian emisi kendaraan. Kasus ini bahkan sudah terjadi sejak 2018, di mana sejumlah truk yang dikirim ke Amerika Serikat mengalami kendala sebab ditemukan hasil emisi yang tidak sesuai dengan regulasi.
Kini, Hino menambah daftar panjang sejumlah produsen otomotif Jepang yang terlibat kecurangan saat uji emisi. Sebelumnya pada tahun 2018, pemerintah menyelidiki pabrikan Mazda, Suzuki, dan Yamaha karena kedapatan menguji kendaraan secara tidak tepat untuk memanipulasi hasil bahan bakar dan emisi.
Kementerian Transportasi Jepang kemudian memerintahkan Hino untuk segera menyelidiki kasus tersebut. Hino diberikan tenggat waktu sampai 8 April 2022 untuk melaporkan hasil penyelidikan terkait pemalsuan data emisi kendaraan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Hino akhirnya menghentikan penjualan tiga model kendaraan berat di Jepang. Sejauh ini pihak perusahaan juga masih menyelidiki kasus tersebut lebih dalam.
(lua/din)