Pemerintah resmi membolehkan masyarakat untuk melakukan perjalanan selama periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Perusahaan Otobus, khususnya yang melayani trayek AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) pun siap mengoperasikan armadanya untuk melayani kebutuhan transportasi darat.
Dijelaskan Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan, para operator tetap mematuhi imbauan terkait dengan protokol kesehatan yang diperketat sejak 24 Desember hingga 2 Januari 2022.
Selain mewajibkan calon penumpang menunjukkan sertifikat vaksin, surat keterangan belum boleh vaksin, aplikasi PeduliLindungi, atau hasil tes negatif swab antigen, para operator juga membatasi kapasitas maksimal bus, menjadi hanya 75%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesuai SE kita boleh isi (kapasitas penumpang maksimal) 75%," buka pria yang akrab disapa Sani melalui sambungan telepon kepada detikOto, Jumat (24/12/2021).
Lanjut Sani menambahkan, saat ini total bus AKAP yang bisa dioperasikan selama periode Nataru sudah mencapai angka 80%. "Utilitas kita sudah naik sampai 80%, jadi jumlah operasi kendaraan (seluruh anggota IPOMI) sudah di angka 80%," sambung Sani.
Sementara untuk okupansi penumpang, Sani mengatakan jika sejak minggu lalu demand atau permintaan pasar sudah cukup tinggi. "Sejak tanggal 16 (Desember) banyak bus yang sudah full, terus hingga tanggal 22 (Desember) kemarin agak turun, terus SE berlaku mulai tanggal 24 kan, ya ini kita menyesuaikan, kapasitas maksimal 75%," bilang yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PO SAN tersebut.
Sani juga menyinggung soal nasib bus pariwisata yang rupa-rupanya sepi orderan menjelang momen Nataru. Bus pariwisata sepi pemesan karena banyak pelanggan yang membatalkan lantaran sempat muncul isu pemberlakuan PPKM Level 3.
"Cuma untuk bus pariwisata, kemarin saat minggu kedua Desember, reservasinya sudah penuh sampai tanggal 31 Desember. Tapi karena sempat ada yang di-announce mau ada PPKM dan segala macam itu, akhirnya terjadi pembatalan. Jadi teman-teman pariwisata, tanggal 24 sampai 30-31 Desember banyak yang bolong atau batal," kata Sani.
Mengenai kemungkinan armada pariwisata dijadikan sebagai armada tambahan bus AKAP, Sani belum bisa memastikannya. Sebab, armada bus AKAP yang beroperasi saat ini masih di kisaran 80%, sehingga masih ada 20% lagi yang siap dikaryakan.
"Ada bakalannya, tapi nunggu lihat kalau memang ada lonjakan berlebihan. Namun kalau lihat dari AKAP sendiri kan yang baru beroperasi masih di 80%, jadi masih banyak armada tersisa. Jadi rasanya kalaupun pakai bus pariwisata itu mungkin yang dadakan-dadakan, tapi kayaknya kecil kemungkinannya," bilang Sani.
(lua/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!