Mobil Bakal Jadi Barang Kuno, Masa Depan Transportasi Ada di Langit

Mobil Bakal Jadi Barang Kuno, Masa Depan Transportasi Ada di Langit

Doni Wahyudi - detikOto
Selasa, 07 Des 2021 12:27 WIB
Taksi Terbang Buatan Joby Aviation di Amerika Serikat
Taksi dan mobil terbang bakal jadi alat transportasi masa depan (Joby Aviation)
Jakarta -

Beberapa pekan lalu taksi terbang pertama di Indonesia sudah diuji coba mengudara di Bali. Di seluruh dunia, teknologi transportasi masa depan memang tak lagi fokus pada kendaraan darat. Melainkan di udara.

EHang 216 menjadi taksi terbang pertama yang mengudara di langit Indonesia. Dimiliki oleh Prestige Motocars, taksi terbang tersebut diharapkan akan beroperasi dalam waktu dekat untuk melayani penerbangan jarak singkat di Bali.

Kendaraan terbang jadi fenomena yang muncul di banyak negara dunia. Saat elektrifikasi kendaraan belum sepenuhnya tercapai, peradaban transportasi mencoba melompat lebih jauh lagi dengan mengembangkan teknologi kendaraan udara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taksi terbang EHang 216 lepas landas saat menjalani 'demo flight' di kawasan Klungkung, Bali, Jumat (26/11/2021). Kendaraan udara otonom bertenaga listrik dengan kapasitas dua orang penumpang itu  direncanakan akan dapat mengangkut penumpang di area perkotaan dengan memanfaatkan jaringan internet dan dikendalikan dari darat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nzTaksi terbang EHang 216 lepas landas saat menjalani 'demo flight' di kawasan Klungkung, Bali, Jumat (26/11/2021). Kendaraan udara otonom bertenaga listrik dengan kapasitas dua orang penumpang itu direncanakan akan dapat mengangkut penumpang di area perkotaan dengan memanfaatkan jaringan internet dan dikendalikan dari darat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nz Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF

"Kita tak bisa terus mengandalkan transportasi darat. Mobilitas 3D sangatlah penting," cetus Direktur Wisk, Anna Kominik, dikutip dari Autoblog.

Wisk merupakan perusahaan kendaraan terbang otonom personal yang berbasis di Amerika Serikat. Mereka adalah salah satu unit yang dipunya perusahaan Boeing.

ADVERTISEMENT

Wisk kini tengah mengembangkan taksi terbang. Untuk bisa merealisasikan bisnisnya, mereka sudah mengajukan izin dan pembicaraan dengan Biro Penerbangan Federal Amerika Serikat.

"Sebanyak 67% populasi dunia akan hidup di perkotaan pada 2030. Infrastruktur di darat tak akan bisa mengimbanginya. Sementara untuk melakukan perubahan besar bakal memakan biaya tinggi. Kita harus pindah ke angkasa sebagai sumber daya yang baru," lanjutKominik.

Mobil terbang Teraffugia Transition.Mobil terbang Teraffugia Transition. Foto: terrafugia.com

Kendaraan Terbang di Eropa

Di Benua Eropa, tepatnya di Belanda, PAL-V saat ini masih mengembangkan Liberty. Sebuah kendaraan udara dengan dua tempat duduk dan mampu melesat dengan kecepatan 180 km/j. Sementara jarak tempuhnya mencapai 400 km.

Kendaraan terbang ini sudah mendapat izin dari Uni Eropa untuk digunakan di darat. Unitnya sudah akan dikirim ke konsumen pada 2023,

PAL-V malah mengklaim ada 193 negara sudah menyatakan tertarik pada produknya. Sementara 15 di antaranya sudah membayar DP untuk mendapatkan unit produk.

Perkembangan kendaraan terbang juga meliputi jetpack. Alat terbang tunggal ini malah dianggap sudah lebih maju dibanding kendaraan semisal taksi terbang atau mobil terbang.

SPIELBERG, AUSTRIA - JULY 01: An entertainer with a jetpack performs before the Formula One Grand Prix of Austria at Red Bull Ring on July 1, 2018 in Spielberg, Austria.  (Photo by Mark Thompson/Getty Images)Mobil Bakal Jadi Barang Kuno, Masa Depan Transportasi Ada di Langit Foto: Getty Images/Mark Thompson

Jika taksi atau mobil terbang dipakai untuk kebutuhan komersial, maka Jetpack punya target yang berbeda. Angkatan bersenjata beberapa negara di dunia kabarnya sudah menyiapkan jetpack untuk menjadi salah satu upaya pengembangan kekuatannya.

Perkembangan kendaraan udara malah diyakini akan jadi pasar yang sangat menarik di masa depan.

Nilai pasarnya pada 2025 diprediksi akan mencapai angka Rp 245,06 triliun. Sementara pada 2030 angkanya naik lagi menjadi Rp 1.585 triliun.




(din/lua)

Hide Ads