Analisis Pakar soal Penyebab Truk Kontainer Oleng Hingga Timpa Mobil Direktur Indomaret

Analisis Pakar soal Penyebab Truk Kontainer Oleng Hingga Timpa Mobil Direktur Indomaret

Tim detikcom - detikOto
Senin, 18 Okt 2021 16:40 WIB
Kecelakaan tol Cipularang KM 91
Kecelakaan tol Cipularang KM 91. Foto: dok. Istimewa.
Jakarta -

Mobil yang dikendarai Direktur PT Indomarco Prismatama (Indomaret) Yan Bastian tertimpa truk kontainer. Akibatnya, Direktur Indomaret tersebut meninggal dunia dalam kecelakaan itu.

Kanit Laka Satlantas Polres Purwakarta Ipda Jamal Nasir mengatakan kecelakaan terjadi pada pukul 17.25 WIB. Diduga, truk hilang kendali saat di jalanan menurun, lalu menimpa mobil minibus.

"Kendaraan datang dari arah Bandung menuju Jakarta, setiba di lokasi kejadian di jalan sedikit menurun, truk hiang kendali kemudian terguling lalu menimpa kendaraan minibus Hyundai yang berusaha menyalip dari sebelah kiri," ujar Ipda Jamal Nasir, dilokasi kejadian, Sabtu (16/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jamal menjelaskan, sebelum terguling, truk menabrak pembatas jalan kemudian datang minibus itu berusaha menyalip kendaraan dari sebelah kiri. Akibatnya, minibus itu tertimpa peti kemas bermuatan ribuan botol air mineral.

Pakar keselamatan berkendara yang juga founder dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menyoroti truk yang kehilangan kendali saat jalanan menurun. Dia menduga, sopir truk tidak menerapkan pengereman dengan benar.

ADVERTISEMENT

"Berdasarkan berita, patut diduga, mobil (truk kontainer) ini meluncur melebihi kecepatan normal pada saat lintasan menurun. Dan dia tidak menggunakan engine brake, atau dia free wheel," kata Jusri kepada detikcom, Senin (18/10/2021).

Engine brake atau pengereman mesin ini dibutuhkan semua kendaraan, terutama di jalanan menurun. Engine brake akan membantu kerja service brake atau rem kaki sehingga kendaraan tidak meluncur tak terkendali. Engine brake bisa dilakukan dengan cara tetap memasukkan gigi, bukan diposisikan ke netral.

Jusri menyebut, banyak ditemui pengendara truk yang tidak menggunakan engine brake. Di jalanan menurun, terutama di tol, sopir truk cenderung mengoper gigi ke posisi netral.

"Mereka sering free wheel, menetralkan persneling mereka untuk mendapatkan beban kerja mesin jadi rendah sehingga yang ada di kepala mereka adalah mendapatkan efisiensi konsumsi bahan bakar. Saya pernah melakukan penelitian hal itu. Pada saat itu, saya memperhatikan kok truk pada kencang-kencang semua di jalan turun (di jalan tol) dan setiap ngerem itu berasap. Bukan satu, rata-rata. Sampai kita berhenti di pom bensin, kita tanya mereka. Kenapa, katanya untuk menghemat bahan bakar. Kemampuan mobil itu karena tidak menerapkan engine brake dia akan kencang, kedua kalau dia memerlukan perlambatan, dia tidak memiliki perlambatan maksimal, karena dia hanya mengandalkan service brake atau rem kaki. Otomatis kalau dia meluncur tanpa engine brake, truk ini kan labil," jelas Jusri.

Lanjutnya, saat transmisi diposisikan ke netral, truk bakal melaju liar. Saat itulah potensi truk kehilangan kendali bisa terjadi.

"Ketika melaju liar, tanpa beban, gerakan sedikit seperti input-input pada steering system mereka akan membuat truk mudah hilang kendali, meski inputnya sedikit saja," ungkap Jusri.




(rgr/din)

Hide Ads