Datangnya wabah virus Corona (COVID-19) membuat kegiatan masyarakat dibatasi, bahkan dihentikan sementara, contohnya aktivitas belajar mengajar. Bus Sekolah yang biasanya dipakai untuk antar-jemput siswa pun beralih fungsi menjadi kendaraan pengangkut pasien COVID-19.
Bus Sekolah yang alih fungsi menjadi kendaraan pengantar pasien COVID-19 tersebut merupakan milik dari Unit Pengelola (UP) Angkutan Sekolah Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta. Menurut salah seorang pengemudi, Luswanto, aktivitas sosial tersebut dirintis sejak Maret 2020 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dari Maret 2020, kita sudah mulai bertugas mengantar TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dari bandara yang terkonfirmasi positif. Dari Halim Perdanakusuma dibawa ke Asrama Haji dulu, terus yang positif kita bawa ke Wisma Atlet, yang negatif kita antar lagi ke bandara atau terminal karena mereka mau pulang ke daerah asalnya," kata pria yang akrab disapa Anto, melalui sambungan telepon kepada detikOto, Kamis (5/8/2021).
Lanjut Anto menjelaskan, evakuasi para pasien COVID-19 dari Puskesmas Kecamatan mulai ramai di April 2020. Saat itu, driver yang bertugas hanya 6 orang. Namun untuk saat ini jumlah pengemudi sudah mencapai 40 orang, setiap shift ada 20 pengemudi yang berjaga dan melakukan aktivitas antar-jemput pasien COVID-19.
![]() |
Untuk kriteria pasien COVID-19 yang dibawa adalah yang tidak bergejala. Selain itu, tidak semua pasien bisa dibawa oleh bus ini. Bus Sekolah tersebut bisa membawa minimal 7 pasien dari satu kluster. Sebab tidak dimungkinkan menjemput pasien satu per satu dari satu tempat ke tempat lainnya.
Sementara untuk kapasitasnya sendiri, Bus Sekolah ukuran sedang bisa membawa 15 pasien sementara Bus Sekolah sebesar Isuzu ELF sanggup membawa hingga 10 pasien. Saat ini, Bus Sekolah yang alih fungsi jadi kendaraan pengangkut pasien COVID-19 mencapai 42 unit. Selama bertugas para driver juga menaati protokol kesehatan dengan menggunakan pakaian hazmat atau APD.
![]() |
"Jadi penumpang tetap dikasih jarak, misalnya di bus sedang kan seat-nya ada 24, tapi bisa muat 15 pasien saja. Karena kan mereka juga harus membawa barang banyak, koper dan segala macam. Selain itu antara kabin penumpang dan pengemudi juga disekat dengan bahan akrilik, tapi kalau situasi darurat kita pakai pembatas plastik. Yang penting kan driver-nya pakai pakaian APD (Alat Pelindung Diri) semua," tutur Anto.
Dari awal bertugas hingga kini, Bus Sekolah dari Unit Pengelola (UP) Angkutan Sekolah Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta sudah mengangkut pasien COVID-19 sebanyak 36.775 orang. Menurut Anto, kegiatan sosial ini akan terus dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. "Kalau dari kita para driver, maunya sih terus melakukan kegiatan ini sampai kasus Corona hilang di Jakarta," ungkapnya.
(lua/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah