Derek Muller, seorang Youtuber, sempat mengunggah video model mobil tenaga angin buatan Rick Cavallaro yang disebut dengan Blackbird. Muller mengklaim kalau mobil tenaga angin ini dapat berlari lebih cepat dari angin yang mendorongnya sendiri.
Dari video yang diunggah Muller di kanal YouTube Veritasium tersebut, ternyata klaim penelitian dari seorang Youtuber ini dibantah mentah-mentah oleh seorang fisikawan dari University of California Los Angeles (UCLA), Alexander Kusenko.
Kusenko yang merasa klaim Muller tersebut tidak benar, membuat materi soal bantahan klaim Muller tersebut dan coba dipresentasikannya ke Muller dan beberapa ilmuwan lain.
"Tidak ada ilmuwan yang sempurna. Namun saya rasa, dari penelitian kamu (Muller) terlalu banyak error yang dipublikasikan ke YouTube," ujar Kusenko yang direkam langsung oleh Muller di videonya.
Muller lalu menantang ilmuwan UCLA ini untuk taruhan $10.000 atau setara dengan Rp 145 Jutaan, untuk membuktikan bahwa proyek penelitian dan perkataan Muller tersebut benar.
Selain itu, taruhan ini harus membuktikan bahwa Muller berhasil mendemonstrasikan model kendaraan atau mobil tenaga angin yang bekerja dengan prinsip yang sama dengan Blackbird, atau berhasil melaju lebih cepat dari angin yang mendorongnya.
Muller dan Kusenko setuju untuk taruhan ini dan mereka mengundang ilmuwan terkenal Neil deGrasse Tyson serta Sean Carrol untuk menjadi saksinya.
"Karena kalaupun saya salah atau penelitian saya tidak benar, maka saya jadi tahu tentang kebenarannya. Itulah tujuan dari kanal YouTube yang saya buat ini. Untuk mencari kebenaran," papar Muller.
Belum lama ini, tepatnya pada awal Juli 2021 silam, Muller ternyata berhasil memenangkan taruhan ini dan mengaku bahwa Kusenko telah mentransfer uang taruhannya.
Muller menginformasikan hal ini pada kanal YouTube-nya dan dia juga berhasil mendemonstrasikan klaimnya ini dengan model mobil tenaga angin khusus yang bekerja dengan prinsip yang sama persis layaknya Blackbird dan berhasil melaju lebih cepat dari angin yang mendorongnya.
"Kendaraan itu mampu berlari lebih cepat dari angin, karena kipas baling-balingnya sebenarnya digerakkan oleh roda depan. Lalu, baling-balin ini berjalan berlawanan arah dengan angin yang mendorongnya," ujar Muller di salah satu videonya.
Sehingga, menurut Muller kipas baling-baling tersebut mendapatkan daya ekstra yang ditarik dari roda ke baling-balingnya, dan akhirnya menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi daripada angin tersebut.
"Hal yang sama bekerja dengan mobil tenaga angin Blackbird, dengan menjadi lebih tinggi dari roda, kipas berhasil mencapai daya ekstra yang cukup untuk memutar kipas ke arah yang berlawanan dari kekuatan angin. Dengan demikian, mendapatkan daya dorong ekstra," papar Muller menjelaskan hasil penelitiannya terhadap mobil tenaga angin ini.
Simak Video "Review Suzuki eWX: Bukti Keseriusan Suzuki untuk Ikut 'Perang' Mobil Listrik!"
(mhg/lth)