80% Bus PO Haryanto Pakai Sasis Mercedes-Benz, Apa Alasannya?

80% Bus PO Haryanto Pakai Sasis Mercedes-Benz, Apa Alasannya?

Ahmad Masaul Khoiri - detikOto
Sabtu, 03 Apr 2021 17:20 WIB
Fokus Bus PO Haryanto, bukan buat insert
PO Haryanto. Foto: Andhika Akbarayansyah
Jakarta -

PO Haryanto merupakan salah satu pemain utama di industri transportasi bus di Jawa. Perusahaan yang berbasis di Kudus, Jawa Tengah ini punya ratusan armada bus yang melayani rute pergi-pulang dari Jakarta ke daerah Muria Raya, Madura, Solo, Yogyakarta, Pantura, hingga Malang.

Yang menarik, dari sekian banyak armada bus yang dioperasikan, perusahaan otobus yang didirikan oleh Haji Haryanto ini memilih sasis dan mesin buatan Mercedes-Benz, Jerman. Apa ya alasannya?

"Tergantung kebutuhan saja. Di sini yang paling banyak Hino sama Mercy. Perbandingannya sekarang Mercy (Mercedes-Benz) 80% dan Hino 20%," ujar Direktur Operasional PO Haryanto, Rian Mahendra, kepada detikcom, di Kudus, beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut anak dari Haji Haryanto tersebut, sasis dan mesin Mercedes-Benz paling diandalkan untuk kebutuhan operasional di jalur tol Trans Jawa. Selain itu, Mercy juga memiliki sistem pendinginan mesin yang lebih baik dibanding sasis Hino.

"(Jadi di) sistem pendinginan, kapasitas oli Mercy lebih besar," sambung Rian.

ADVERTISEMENT

"(Selain itu) berdasar apa yang kita rasakan, kita berpikir, bahwasannya untuk medan Transjawa saat ini Mercy yang paling bisa diajak kerja. Paling cuan, dalam hal apapun, paling tepatlah," katanya lagi.

Selain lebih banyak menggunakan sasis Mercy, PO Haryanto juga lebih sering menggunakan bodi buatan karoseri Adiputro. Bodi bus buatan Adiputro dinilai memiliki purnajual yang baik. Artinya masih banyak pengusaha transportasi yang mencari unit bekasnya.

"Karena kita merasa itu yang terbaik buat kita. Di samping nilai purna jualnya tinggi, kualitasnya baik, walaupun harganya mahal. Tapi itu tadi, kembalinya ke tiap-tiap pengusaha beda lah. Menurut kita itu yang terbaik. Karena nilai jualnya lagi tinggi. Karena kalau orang-orang nyari bus bekas ya nyarinya Adiputro-adiputro lagi," kata Rian.




(lua/lua)

Hide Ads