Beberapa waktu lalu dilakukan penyesuaian tarif jalan tol. Misalnya pada 17 Januari 2021 lalu, terdapat sembilan ruas tol yang tarifnya naik.
Meski tarif tol sudah dinaikkan, tak sedikit pengguna jalan tol yang mengeluhkan kualitas jalan masih begitu-begitu saja. Dalam Diskusi Publik Perlindungan Konsumen dengan tema "Tarif Tol Naik Banjir pun Tiba" yang diadakan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), beberapa konsumen mengeluhkan ruas jalan tol yang rusak meski tarifnya sudah naik.
Salah satu ruas tol yang dikeluhkan adalah tol JORR atau lingkar luar Jakarta. Di sana banyak titik jalan rusak. Joko Susanto Kasubbid Operasi dan Pemeliharaan II Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mencoba menjelaskannya. Menurut Joko, untuk pemeliharaan jalan pihaknya harus berkejaran dengan waktu, terlebih ditambah kondisi hujan yang kerap terjadi pada jadwal pemeliharaan jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang kami melihat kondisi jalan, terutama tol JORR, lubangnya sangat banyak. Untuk waktu pemeliharaan, di saat hujan yang lebat dan traffic yang padat ini, kami hanya punya waktu window time atau waktu pemeliharaan itu efektif dari jam 10 malam sampai jam 5 pagi. Itu hanya bisa melakukan pemeliharaan jam segitu," kata Joko dalam diskusi yang dilangsungkan secara virtual melalui kanal YouTube BPKN, Jumat (12/3/2021).
"Dengan lubang yang sangat banyak, kami dari BPJT serta BUJT (badan usaha jalan tol) melakukan langkah-langkah antisipasi dengan menurunkan beberapa tim untuk menutup lubang-lubang tersebut. Namun kendalanya di saat musim hujan ini apabila kita merencanakan pemeliharaan dari jam 10 malam sampai jam 5 poagi, namun pada malamnya hujan. Itu yang menjadi kendala kami sehingga waktu penutupan lubang tidak terkejar," jelas Joko.
Soal penyebab jalan berlubang di tol, Joko mengakui banyak faktornya. Salah satunya adalah karena masih banyaknya truk over-dimension dan overload (ODOL).
"Truk ODOL itu menjadi perhatian kami juga supaya kami juga fokus meningkatkan pelayanan kami, berkoordinasi dengan pihak-pihak lain supaya lubang ini bisa tertangani. Tentunya dengan effort yang lebih," ujar Joko.
Menurut Joko, truk ODOL itu memiliki dua dampak negatif terhadap jalan tol. Yaitu jalan yang rusak dan kecepatan lalu lintas yang lebih lambat.
"Kami telah bekerja sama dengan pihak kepolisian dan pihak (Kementerian) Perhubungan sebagai regulator yang mengatur tentang operasional jalan tol terkait dimensi kendaraan," ucap Joko.
"Kami beranggapan kalau kendaraan over dimensi ini bisa diberantas otomatis kendaraan overload bisa diminimalisir. Kami punya target bekerja sama denagn Kementerian Perhubungan dan pihak kepolisian di jalan tol zero ODOL tahun 2023. Artinya tiap bulan kita melakukan operasi-operasi penindakan terhadap truk ODOL," sebutnya.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?