Ini Nih! Biang Keladi Macet di Puncak saat Libur

Ini Nih! Biang Keladi Macet di Puncak saat Libur

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 29 Des 2020 12:46 WIB
Sejumlah kendaraan memadati ruas jalan jalur Puncak, Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,  Kamis (29/10/2020). Pada cuti bersama serta libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW hari ke-dua jalur wisata Puncak Bogor semakin dipadati kendaraan wisatawan, Sat Lantas Polres Bogor memberlakukan rekayasa lalu lintas sistem satu jalur atau one way dan sistem lawan arah atau contraflow untuk mengurai kepadatan kendaraan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz
Puncak langganan macet. Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Jakarta -

Kawasan Puncak, Jawa Barat, selalu menjadi destinasi favorit warga untuk menghabiskan waktu pada akhir pekan atau libur nasional. Tak jarang, menumpuknya pengunjung ke kawasan Puncak, Jawa Barat, menimbulkan kemacetan yang luar biasa.

Menurut Dani Rahmat, Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Litbang Kab. Bogor, ada beberapa permasalahan di kawasan Puncak.

"Pemerintah Kabupaten Bogor menyebutnya kawasan pariwisata Puncak, ada tiga kecamatan, Ciawi, Cisarua, dan Megamendung. Kecamatan ini yang selalu macet terutama pada saat weekend," kata Dani dalam Webinar "Puncak, Mengapa Diminati Meski Macet Menanti", Selasa (29/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dani, berdasarkan beberapa kajian dan pengamatan dari para pakar, ada beberapa penyebab kemacetan di Puncak, Jawa Barat. Apa saja?

"Karena parkir yang tidak tertata, tidak adanya fasilitas bagi pejalan kaki, kapasitas jalan yang kecil, tidak tersedianya fasilitas pemberhentian bagi angkutan umum," beber Dani.

ADVERTISEMENT

Dijelaskan, kondisi parkir di kawasan Puncak tidak tertata dengan baik. Hal ini membuat hambatan terhadap lalu lintas.

Kemudian, di Puncak juga minim fasilitas bagi pejalan kaki terutama di Pasar Cisarua. Perilaku pejalan kaki yang menyeberang sembarangan ini kerap menimbulkan kemacetan.

Kapasitas jalan di kawasan Puncak juga terbilang kecil. Apalagi ditambah di pinggir jalan terdapat PKL untuk berjualan.

Selanjutnya, angkutan umum sering menaikkan dan menurunkan penumpang di badan jalan. Kondisi ini akan memperlambat laju kendaraan lainnya.

"Di tahun 2019 kita uji coba kanalisasi 2-1, cuma memang hasil akhirnya belum optimal. Karena hasil evaluasinya memang jalan nasional Puncak ini hambatan sisi kanan dan kiri jalan memang terlalu banyak, jadi agak susah menerapkan konsep kanalisasi ini secara optimal," ujar Dani.

"Dan berikutnya di tahun 2019 ada revitalisasi Pasar Cisarua, itu salah satu titik kemacetan, kita harapkan PKL di depan pasar Cisarua bisa ditarik ke dalam," sambungnya.




(rgr/din)

Hide Ads