Pabrikan Tetap Cuan, Meski Penjualan Mobil Banyak Dilakukan Secara Online

Pabrikan Tetap Cuan, Meski Penjualan Mobil Banyak Dilakukan Secara Online

Luthfi Anshori - detikOto
Jumat, 18 Des 2020 17:25 WIB
Toyota New Agya
Di masa pandemi penjualan mobil lebih banyak dilakukan secara online. Foto: Pool (Toyota)
Jakarta -

Penjualan mobil di masa pandemi virus Corona (COVID-19) lebih banyak dilakukan secara online untuk menghindari kerumunan. Meski metode ini tidak bisa mempertemukan penjual dan calon pembeli secara langsung, cara ini tetap menghasilkan keuntungan bagi pabrikan mobil di Tanah Air.

Contohnya seperti yang dilakukan PT Toyota-Astra Motor (TAM) dengan aktivitas digitalnya selama pandemi. Merek asal Jepang ini sudah merilis 13 model baru dan facelift sepanjang 2020, dan sebagian besar prosesi peluncuran dan penjualan unit dilakukan secara virtual. Hasilnya pun tidak mengecewakan.

"Jadi tahun ini kami sudah melakukan enam kali (virtual launch). Di awal Desember kemarin total visitor sudah mencapai 20.000 orang. Dan total penjualan SPK hampir 900 unit, ini luar biasa dan bisa kita lakukan serentak secara nasional. Jadi dari enam kami virtual expo, total visitor hampir mencapai 300.000 orang, dengan SPK di atas 3.700 unit. Ini saya rasa salah satu solusi mempertemukan antara kami dan customer," bilang Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi Suwandy, dalam acara Virtual End Year Gathering Toyota 2020, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lanjut Anton menjelaskan, aktivitas digital tidak hanya ramai di acara peluncuran virtual saja, tapi platform digital Toyota lainnya seperti chatbot dan mobile activation juga diklaim meningkat aktivitasnya.

"Chatbot itu di tahun ini mencatat lebih dari 50.000 interaksi, dan sejak diluncurkan sudah ada 80.000 orang yang men-download. Jadi sudah banyak sekali komunikasi yang terjadi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Dan yang paling menarik kalau dulu kita melakukan penjualan, prospek yang datang dari digital itu hanya kira-kira 15 persen. Tapi di tahun ini sudah di atas 30 persen, bahkan kadang-kadang 35 persen. Jadi signifikan sekali perubahannya dan rasanya tidak hanya pada saat COVID-19, tapi setelah pandemi selesai pun customer sudah terbiasa berkomunikasi dan mencari informasi secara digital," tukas Anton.




(lua/riar)

Hide Ads