Land Rover Tuding VW Pakai Hak Patennya Tanpa Izin

Land Rover Tuding VW Pakai Hak Patennya Tanpa Izin

Rizki Pratama - detikOto
Senin, 23 Nov 2020 19:26 WIB
Logo Land Rover
Jaguar Land Rover tuduh VW pakai hak patennya. Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Jaguar Land Rover meminta Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat untuk memblokir penjualan beberapa SUV Volkswagen. Merek asal Inggris itu menuduh VW menggunakan sistem Terrain Response tanpa izin yang sudah dipatenkan JLR.

Sistem tersebut ada di beberapa merek dan model yang berada di bawah naungan VW. Ada Porsche Cayenne, Lamborghini Urus, VW Tiguan, dan beberapa model Audi seperti Q5. Pemblokiran ini akan menjadi pukulan keras bagi VW dimana produk-produk tersebut adalah produk unggulan.

BloombergQuint mengabarkan, sistem Respons Terrain perusahaan ini disebut sebagai pembeda dari merek lainnya. Fitur ini berfungsi mengubah beberapa mode kendaraan dengan menekan satu tombol. Sistem ini digunakan pada model Jaguar, seperti F-Pace.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Land Rover, kemampuan untuk mengubah beberapa parameter kendaraan hanya dengan menekan tombol adalah fitur Land Rover. Sistem ini memungkinkan pengemudi untuk memilih mode berkendara offroad dari Sand, Rock, Crawl, atau Mud.

Respons Terrain mengoptimalkan parameter pengereman, mesin, dan girboks untuk disesuaikan dengan permukaan tersebut agar performa offroadnya maksimal.

ADVERTISEMENT

Selain VW, paten JLR yang juga sedang diperjuangkan adalah sistem Driver Dynamics. Sistem ini juga telah dipatenkan JLR dan Bentley memakainya tanpa izin. Gugatan ini akan diselesaikan di meja hijau pada bulan Februari 2021.

Model yang tersangkut kasus penggunaan paten ini adalah Bentley Bentayga. Model ini juga kebetulan menggunakan platform VW, jadi tidak heran setelah menemukan hal ini di Bentayga, JLR mengambil langkah tegas dan menemukan ada penggunaan ilegal patennya di produk VW Lainnya.

Komisi Perdagangan Internasional AS belum memulai penyelidikannya atas masalah tersebut yang dapat diambil sebelum tahun 2023. VW Group enggan memberikan komentar kepada BloombergQuint tentang tuduhan tersebut.




(rip/lth)

Hide Ads