Perilaku kekerasan saat berkendara seperti yang terjadi antara Ayla dan CBR1000RR SP ini dikenal dengan sebutan road rage, perilaku agresif atau marah yang ditunjukkan oleh pengemudi kendaraan jalan. Yudi Prasetio, salah satu praktisi keselamatan berkendara dari Rifat Drive Labs mengatakan terdapat cara untuk mencegah road rage.
Pertama, ketika hendak berkendara, tubuh harus dalam kondisi fit dengan istirahat yang cukup. Sehingga ketika menyetir pun konsentrasi akan lebih maksimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, manajemen waktu perjalanan. Berangkat lebih awal bisa menjadi salah satu solusi agar memiliki waktu yang cukup, dengan demikian perjalanan tidak menjadi terburu-buru, sehingga potensi melanggar lalu lintas pun semakin terhindar.
"Pilih jalur yang tidak berpotensi terjadi kemacetan, walau jarak tempuh lebih jauh tapi ditempuh dengan lancar jauh lebih baik ketimbang kondisi macet yang berpotensi menyebabkan stress yang akan memicu emosi," ungkap Yudi kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.
Tips lain, pengemudi juga mesti paham etika berkendara di jalan. Sebab, bukan tidak mungkin perilaku berkendara juga memancing emosi pengendara lain di jalan.
"Beri tanda (komunikasi) ketika ingin bermanuver seperti menyalip, berbelok, atau berpindah jalur seperti menyalakan sein lebih awal. Bisa juga dibantu dengan menyalakan lampu jauh atau klakson untuk memberi tahu keberadaan kita, namun lakukan dengan sopan dan tidak berlebihan," kata Yudi.Pertama, ketika hendak berkendara, tubuh harus dalam kondisi fit dengan istirahat yang cukup. Sehingga ketika menyetir pun konsentrasi akan lebih maksimal.
Hindari juga gesture yang berpotensi menimbulkan provokasi. Jangan sampai memancing emosi pengguna jalan lain dengan menyalakan klakson panjang, mengacungkan jari tengah, atau hal-hal lain yang memicu emosi.
"Terakhir, tingkatkan skill dan referensi berkendara dengan mengikuti Safety Riding/driving course. Dengan mengikuti pelatihan berkendara maka skill dan referensi bisa bertambah sehingga berkendara menjadi lebih aman," ucap Yudi.
Seperti dikutip dari studi yang dirilis oleh AAA Foundation for Trafic Safety, 80 persen pengemudi mengalami road rage. Banyak hal nekat dilakukan, mulai dari berteriak, memencet klakson secara berlebihan, sengaja menabrak dari belakang, hingga memblok jalan mobil yang telah menyalip mereka hanya untuk bertengkar.
"Sangat normal bagi pengemudi untuk mengalami kemarahan di balik kemudi, tetapi kita tidak boleh membiarkan emosi kita mengarah pada pilihan yang merusak," kata Jake Nelson, Direktur Riset dan Advokasi Keselamatan Lalu Lintas AAA.
"Jangan mengambil risiko memperburuk situasi yang membuat frustrasi karena Anda tidak pernah tahu apa yang mungkin dilakukan pengemudi lain. Pertahankan pikiran yang dingin, dan fokuslah untuk mencapai tujuan Anda dengan aman," sambung dia.
Simak Video "Video: Viral Sopir Truk Kabur Usai Tabrak Taksi Online yang Dibawa Lansia"
[Gambas:Video 20detik]
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar