Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menjabarkan cara untuk mengurangi polusi udara. Salah satunya ialah membekali para sopir angkutan umum berkendara dengan eco driving alias cara berkendara hemat bahan bakar.
Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan saat ini sudah sekitar 4.029 kendaraan terintegrasi dalam program Jak Lingko. Sementara itu, rencananya Pemprov DKI menargetkan sebanyak 6.620 pengemudi angkutan umum dapat mengikuti pelatihan eco driving.
"Dishub DKI jakarta saat ini sudah menyelenggarakan program diklat dan sertifikasi pengemudi angkutan umum, ini dilaksanakan sejak tahun 2018, sampai dengan 2020 ini telah terealisasi sebanyak 3.351 pengemudi, target kami sampai dengan tahun 2020 total 6.620 pengemudi mendapatkan pendidikan dari aspek kecakapan mengemudi angkutan umum di Jakarta, yang inline dengan integrasi secara masif layanan angkutan umum Jakarta," ujar Syafrin dalam webinar Ecodriving, Kamis (12/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Syafrin mengatakan bahwa pelatihan itu merupakan tindak lanjut dari UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ).
"Eco driving akan menjadi materi diklat dalam program sertifikasi pengemudi angkutan umum karena hal ini telah ditetapkan sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh pengemudi angkutan umum," katanya.
Syafrin melanjutkan selain para sopir angkutan umum maka diperlukan juga penyadaran publik yang menggunakan kendaraan bermotor. Sebab dengan gaya berkendara eco driving diharapkan bisa menekan emisi gas buang.
Baca juga: Benarkah Mobil Matik Boros Bahan Bakar? |
"Kita berkomitmen bahwa adanya kesadaran publik terkait dengan eco driving dalam berkendara di jalan raya khususnya di Jakarta, itu tidak hanya menyasar para pengemudi angkutan umum tetapi juga akan programkan kepada pengemudi kendaraan pribadi, sehingga seluruhnya akan mendapatkan pemahaman yang komprehensif terkait dengan eco driving yang baik dan benar."
"Dari aspek terwujudnya keselamatan dan keamanan juga menjadi prioritas. Sehingga dalam mengemudikan kendaraan kita bisa mendapatkan efisiensi bahan bakar baik kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi, dan juga adanya udara bersih ke depan," sambungnya.
Sebagai informasi, istilah eco driving merupakan kepanjangan dari Economical Driving, yaitu teknik berkendara untuk mengoptimalkan efisiensi bahan bakar.
Eco Driving memiliki beragam manfaat, seperti lebih hemat BBM (Bahan Bakar Minyak), mengurangi tingkat polusi sehingga lebih ramah lingkungan, meminimalisasi potensi risiko kecelakaan di jalan raya, dan membuat komponen mobil lebih awet, sehingga dapat menghemat ongkos pengeluaran penggunanya dalam berkendara sehari-hari.
Tetapi eco driving tidak hanya tentang efisiensi bahan bakar. Di sisi lain, gaya berkendara ini juga dinilai bagian dari sikap defensive driving. Secara singkat dijelaskan dalam paparan Ahmad Safrudin Eco-Driving Indonesia Project Advisory Group Member di antaranya yakni: Pengemudi harus memindahkan gigi transmisi ke tingkat yang lebih tinggi secepat mungkin. Lalu, mempertahankan kecepatan dengan gigi tertinggi dengan rpm torsi maksimum; melakukan akselerasi dan perlambatan secara lembut; dan antisipasi pergerakan lalu lintas dan jaga jarak aman dalam 3 detik. Juga, pertahankan kecepatan ekonomis kendaraan dan matikan mesin jika berhenti lama.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis