Situasi krisis ekonomi yang muncul setelah pandemi virus Corona menyerang telah menimbulkan banyak perubahan di industri otomotif. Indonesia yang kasus positifnya masih terus bertambah membuat Honda tak dapat berbuat banyak dalam hal penjualan mobil.
Seperti pabrikan lain, Honda juga mengalami penurunan penjualan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Namun, sejak pasar anjlok bulan Mei, sejak bulan Juni bersama dengan pabrikan lain Honda juga sudah terlihat bangkit secara perlahan.
Tren positif ini tak langsung disikapi optimistis oleh Honda. Dikarenakan pandemi masih belum benar-benar sirna, ada banyak kemungkinan yang tak dapat diduga. Terlepas dari angka penjualan pun Honda hanya akan membidik pangsa pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi kami di Honda target pertama kami adalah mempertahankan market share jadi apa pun yang kami lakukan mengikuti kondisi market terkini, kalau ditanya akhir tahun target penjualannya sulit," tanggap Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy dalam Wawancara Virtual Update Penjualan PT HPM Semester Kedua, Senin (19/10/2020).
"Kalau kita lihat market ke depan masih belum stabil jadi kami terus monitoring pergerakan market sehingga program penjualan cocok. Jadi akan berapa akhir tahun, kita harus bisa mencapai market share sampai 14,4 persen," imbuhnya.
Menyiasati itu, Honda fokus pada program penjualannya serta program virtual yang kini banyak diadaptasi. Terkait produk baru, Honda belum terlihat punya intensi untuk mendatangkan ke Indonesia.
"Pencapaian kami untuk penjualan online sudah 50 persen. Bagaimana kita beradaptasi dengan behaviour konsumen yang berubah. Kalau produk baru produk refreshment memang salah satu strategi meningkatkan penjualan, tapi untuk waktu dan model selalu mengikuti kondisi pasar. Sekarang kondisi pasar masih belum stabil, jadi produk apa yang akan keluar kita masih melihat kondisi pasar," jelas Yusak.
Begitu juga dengan tahun depan. Melihat tahun 2020 belum tentu bisa berakhir sebaik tahun lalu, Yusak pesimistis industri otomotif bisa kembali normal di tahun 2021.
"2020 aja kita masih sulit, jadi kita bulan by bulan terus monitoring program apa yang cocok untuk kebutuhan konsumen. Saya masih belum bisa prediksi 2021 seperti apa tentu saja saya harap baik lagi karena trennya sekarang sudah naik terus," tutupnya.
(rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?