Pameran Mobil Digelar, 3.000 Orang Terancam Positif COVID-19

Pameran Mobil Digelar, 3.000 Orang Terancam Positif COVID-19

Rizki Pratama - detikOto
Rabu, 07 Okt 2020 14:57 WIB
Pameran ini tak mematuhi protokol kesehatan dan mengganggu kenyamanan warga sekitar.
Pameran otomotif jadi superspreader COVID-19. Foto: Youtube: CBS Los Angeles
Jakarta -

Sebagian besar pameran otomotif terbesar di dunia membatalkan hajatan mereka tahun ini demi memutus rantai penularan COVID-19. Akan tetapi, beberapa kelompok kecil seperti para pecinta mobil masih ada yang tetap menjalankan kegiatan seperti kopdar atau pameran mobil.

Alih-alih bersilaturahmi atau ajang pamer mobil, para pengunjung acara ini malah terancam tertular virus Corona. Bagaimana tidak, kegiatan yang seharusnya hanya menampung kurang dari 2.000-an orang malah membludak jadi 4.000 orang lebih.

Kegiatan ini berlangsung di California yang diselenggarakan oleh Loma Linda University Church. Acara ini berlangsung di akhir pekan dengan tujuan menggalang dana untuk tunawisma.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Entah mengapa tanpa direncanakan orang yang berpartisipasi dalam acara ini lebih dari batasan protokol kesehatan. Lebih parahnya lagi para pengunjung ini tidak tetap berada di dalam mobil dan malah berbaur dengan banyak orang. Beberapa di antaranya pun ada yang mengabaikan penggunaan masker wajah.

Departemen Kepolisian setempat menyatakan bahwa acara ini berpotensi jadi superspreader virus Corona. Selain itu ramainya orang berbondong-bondong dengan mobil telah menyebabkan kemacetan.

ADVERTISEMENT

"Kami mendapatkan laporan dari beberapa orang yang mau ke rumah sakit untuk berobat terhambat dan tidak bisa melewati jalan tersebut karena macet," ujar Wakil Sheriff California, Olivia Bozek.

Setelah menyebabkan kemacetan dan berpotensi menjadi superspreader virus Corona, otoritas setempat memutuskan untuk membubarkan acara. Gereja yang menjadi area ajang pameran tersebut pun menyampaikan permintaan maaf karena tidak dapat mengantisipasi masalah ini.

"Kami gagal mengatisipasi kegiatan yang membludak di luar ekspektasi. Kami masih menyeleidiki rincian bagaimana hal ini dapat terjadi sehingga hal seperti ini tidak akan terulang lagi," tulis pernyataan maaf dari geraja tersebut.




(rip/din)

Hide Ads