Ada banyak produk Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dapat memenuhi kebutuhan tangki bensin kendaraan anda. Di Indonesia selain Pertamina ada juga merek dagang lain yang menawarkan bahan bakar fosil kendaraan seperti Shell, Total dan British Petroleum (BP).
Beberapa pemilik kendaraan pasti pernah berpindah dari merek ke merek atau berencana untuk melakukannya. Bisa jadi alasannya adalah tarif atau mungkin merasa kendaraannya lebih cocok dengan salah satu merek setelah mencoba.
Baca juga: BBM yang Lebih Mahal Lebih Irit? |
Nah, perubahan BBM dari merek yang berbeda kira-kira ada efek buruknya tidak ya untuk kendaraan? Brand and Communication Manager BP, Syahran Sidik Wahab mengatakan perubahan itu ada pengaruhnya sama sekali. Selama tingkat oktannya sama itu masih wajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya di kita tidak ada efeknya asalkan pada saat pengisian bahan bakar tetap di RON (oktan) yang sama," kata Sidik beberapa waktu lalu kala ditemui detikcom.
Walaupun berbeda mereknya, setiap merek memiliki pilihan BBM dengan kandungan oktan yang relatif sama. Dampak buruk menurutnya dapat terjadi apabila sudah pindah merek tingkat oktannya juga menurun.
"Jadi misalkan sebelumnya isi di SPBU lainnya menggunakan RON 90 di kita pakai RON 90 juga nggak masalah, naik ke 92 juga boleh. Tapi kalau sebelumnya pakai 92 trus di kita pakai 90 itu akan masalah karena setiap mesin performanya beda itu punya kita anjurkan yang lama dan baru tetap sama RON-nya itu tidak akan masalah sama sekali," terangnya.
Lebih lanjut, apabila kendaraan sering ganti-ganti bensin dengan oktan berbeda menyebabkan timbul reside lebih cepat. Maksudnya, tangki bahan bakar lebih cepat ditempeli kerak sisa bensin.
Baca juga: Boleh Nggak Sih Campur BBM Beda Oktan? |
Tetapi kalau terlalu sering dan muatan oktan bensinnya tidak sesuai, pembakarannya tidak akan sempurna dan akhirnya akan merusak motor itu sendiri. Bila pembakaran tidak sempurna, tarikan motor tidak enak nantinya atau telat bereaksi saat kita gas," ujar Ramdani kepada detikOto di Jakarta.
Ramdani menambahkan, pencampuran juga menyebabkan lebih besarnya residu yang dihasilkan. Artinya tangki motor menjadi lebih cepat kotor dan akan butuh kuras tangki supaya bersih kembali.
"Penumpukkan kerak pada dinding seher yang dikarenakan ada beberapa residu yang masih tersisa juga menjadi masalah selanjutnya dari fenomena tersebut," tutupnya.
(rip/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah