Perekonomian Indonesia dipastikan mengalami resesi di kuartal ke-tiga tahun 2020 ini. Industri otomotif pun mengambil ancang-ancang dengan mengharapkan pembebasan pajak kendaraan baru dalam 3 bulan terakhir tahun ini.
Para pabrikan mobil bersama asosiasinya mendukung kebijakan pajak mobil baru 0 persen. Seperti diketahui mereka tengah kesulitan menjual kendaraan selama pandemi ini, yang mana berujung pada lesunya pasar otomotif dalam negeri.
Mercedes-Benz Indonesia berharap pemerintah cepat mengambil keputusan. Baik nantinya disetujui atau tidak, keputusan harus segera diambil. Sebab menggantungkan kebijakan ini justru membuat konsumen menunda rencana pembelian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi yang kami harapkan adalah segera ada keputsan dari pemerintah karena market jadi wait and see dan semkain memberatkan kodnisi otomotif yang terpuruk saat ini," kata Deputy Director, Sales Operation & Product Management PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Kariyanto Hardjosoemarto dalam sesi peluncuran virtual Mercedes-Benz GLA dan Mercedes-Benz GLB, Kamis (24/9/2020).
Hal senada juga ditegaskan oleh President Director PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia, Choi Duk Jun. Ia berpendapat stimulus industri otomotif ini akan berpengaruh baik pada perekonomian negara secara keseluruhan.
"Kami harap pemerintah segera memutuskan ini. Dan menurut saya ini akan berpengaruh positif pada ekonomi domestik juga," timpalnya di kesempatan yang sama.
Kendati demikian, Kari juga menyadari bahwa penggodokan aturan tak bisa instan. Terkait pajak kendaraan harus ada penyesuaian antara pemerintah daerah dan pusat bagaimana mengaplikasikan pajak mobil baru 0 persen ini.
"Kami juga menyadari ini bukan hal yang simple karena perlu koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah, memang perlu. Tapi kami pemain mengharapkan pemerintah bisa memberikan clue atau skema tentang relaksasi pajak," timpal Kari.
Mercedes-Benz sendiri berada pada posisi pro pajak mobil baru 0 persen. Menurut Kari, kebijakan ini akan memberikan dampak positif pada pasar otomotif secara keseluruhan.
"Kami percaya jika ini diberikan pasti akan mesitmulus pasar otomotif, tidak hanya premium tapi semuanya dari bawah sampai atas. Pada prinsipnya kami menyambut gembira usulan ini karena relaksasi pajak akan memberikan multiplier efek pada ekonomi, karena bicara otomotif banyak turunannya jadi otomatis ketika pasar bergerak maka ke bawahnya juga akan bergerak," pungkas Kari.
(rip/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!