Etika Gunakan Transportasi Umum Saat Pandemi di Mata Dokter

Etika Gunakan Transportasi Umum Saat Pandemi di Mata Dokter

M Luthfi Andika - detikOto
Selasa, 15 Sep 2020 13:23 WIB
Penumpang Transjakarta. (Sachril-Jehan/detikcom)
Ilustrasi pengguna Transjakarta Foto: Penumpang Transjakarta. (Sachril-Jehan/detikcom)
Jakarta -

Memilih untuk menggunakan moda transportasi massa di masa pandemi terlebih masa PSBB sah-sah saja. Meski demikian detikOto ingatkan kepada seluruh detikers untuk tetap berada di rumah, jika tidak terpaksa beraktivitas.

Nah bagi detikers yang terpaksa harus keluar menggunakan moda transportasi massa, jangan sembarangan langsung berpergian menggunakan kendaraan umumya. Karena ada tata cara dan etika yang harus dilakukan saat ingin menggunakan transportasi massa.

Seperti yang disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih, pada ajang Webinar Bijak Bertransportasi di Era Pandemi COVID-19 yang digelar BPTJ.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menggunakan transportasi massa saat pandemi seperti saat ini ada beberapa hal yang harus dilakukan baik masing-masing individu atau bersama-sama. Pertama, menjaga perilaku kesehatan, ini untuk dilakukan masing-masing atau setiap penumpang atau masyarakat. Kedua, jaga lingkungan tranportasinya. Ini bisa dilakukan oleh pengelola transportasi massa atau umum, namun ini semua elemen harus sama-sama komit. Jika yang satu tidak dijaga, misalnya pengelolanya sudah benar menerapkan protokol kesehatan tapi masyarakatnya tidak ya akan sama saja. Dua-duanya baik masyarakat dan pengelola harus komitmen betul menjaga perilaku dan lingkungan transportasinya," kata Daeng.

PT Transjakarta menambah sebanyak 155 armadanya. Keputusan ini untuk mendukung kebijakan pemberlakuan kembali sistem ganjil genap di beberapa ruas jalan ibu kota.PT Transjakarta menambah sebanyak 155 armadanya. Keputusan ini untuk mendukung kebijakan pemberlakuan kembali sistem ganjil genap di beberapa ruas jalan ibu kota. Foto: Rengga Sancaya

Daeng menjelaskan selain menjaga kebersihan diri dan lingkungan transportasi, pastikan kesehatan penumpang kendaraan massa harus dalam keadaan fit.

ADVERTISEMENT

"Kalau menurut saya, pastikan kita dalam kondisi fit dan sehat. Kalau kita kurang tidur, nggak enak badan, itu jangan dipaksakan (keluar rumah) karena tingkat vitalitas kita sudah menurun, ini sangat berisiko tertular. Jadi sebelum beraktivitas menggunakan kendaraan massa atau kendaraan umum istirahat harus cukup, kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan jangan dipaksakan (untuk beraktivitas)," ucap Daeng.

"Selain itu kita atau seluruh masyarakat harus benar-benar mematuhi aturan memakai masker, saat keluar rumah sudah pakai masker tidak boleh dilepas. Tidak boleh ditaruh di atas kepala atau di dagu, ada sebagian orang mengatakan menjadi pengap, itu bisa gunakan trik memakai minyak wangi dan minyak angin. karena sekali kita lengah dan kita lupa kita masuk transportasi itu sangat berisiko," Daeng menambahkan.

Daeng juga mengatakan pemilihan masker juga menjadi syarat yang sangat penting. Pilihlah masker yang tidak tembus dengan cara meniupkan udara dari mulut.

"Selanjutnya masker yang kita gunakan tidak tembus, masker yang baik itu yang khusus masker bedah, yaitu ada dua lapisan. Dalamnya menyerap dan luarnya waterproof. Selanjutnya masker yang bagus itu tidak tembus angin, cara mengujinya cukup meniupkan udara dari mulut. Kalau keluar udara lebih baik menambahkan dengan sapu tangan," Daeng menambahkan.




(lth/rgr)

Hide Ads