Daripada Motor Kena Ganjil Genap, Coba Benahi Ini Dulu

Daripada Motor Kena Ganjil Genap, Coba Benahi Ini Dulu

Ridwan Arifin - detikOto
Rabu, 26 Agu 2020 16:22 WIB
Petugas Dishub dan Polantas melakukan sosialisasi perluasan  ruas jalan ganjil genap di kawasan simpang besar Matraman, Jakarta Timur.
Ilustrasi ganjil genap Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Rencana Pemprov DKI Jakarta memberlakukan aturan ganjil genap terhadap sepeda motor menimbulkan pro-kontra. Menurut Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, pengendalian aktivitas di tengah PSBB transisi menjadi krusial dan urgent.

Disebut Djoko, penerapan ganjil-genap sepeda motor berpotensi tinggi membuat masyarakat beralih ke transportasi umum. Padahal di tengah pandemi yang belum berakhir seperti sekarang ini, kapasitas penumpang harus dikurangi.

Nah, sebelum ganjil genap motor berlaku, pemerintah diminta lebih dulu memperbaiki kesiapan angkutan umum. Termasuk angkutan umum dari kota-kota sekitar Jakarta menuju Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pilihan menggunakan angkutan umum ke Jakarta dengan memperbanyak transportasi regional," kata Djoko kepada detikoto, beberapa waktu yang lalu.

Ia berpendapat, perlu ada kontribusi dari kota-kota penyangganya yakni Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dalam memenuhi kebutuhan transportasi umum menuju Jakarta. Ini harus dilakukan mengingat Jakarta memang menjadi wilayah yang banyak didatangi oleh masyarakat dari daerah-daerah tersebut.

ADVERTISEMENT

"Transportasi regional dan lokal di Bodetabek harus segera dibenahi. Keberadaan JR Connexion dan Trans Jabodetabek sebagai transportasi regional dapat terus ditambah di tengah keterbatasan daya angkut KRL Jabodetabek. BPTJ dapat menganggarkan untuk membenahi transportasi lokal. Political will dan kepedulian kepala daerah Bodetabek membenahi transportasi menjadi prasyarat utama," sambungnya.

Dia mengungkapkan, kebanyakan orang dari wilayah sekitar Jakarta menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini karena di sekitar rumah mereka tidak ada angkutan umum yang memadai, ini yang juga menyebabkan kendaraan umum membludak di Jakarta.

"Ketika masyarakat Jabodetabek memilih kendaraan pribadi dan menghindari angkutan umum, jalanan akan macet, karena prasarana jalan tak mungkin menampung lonjakan volume kendaraan."

"Jika demand tidak berkurang dengan pola yang sama seperti sebelum pandemi transportasi tidak akan mencukupi. Penegakkan physical distancing juga sulit dipenuhi sesampainya di tempat kerja," sambungnya.

Menurutnya masyarakat pengguna angkutan umum saat ini adalah captive riders community, yakni masyarakat yang tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan angkutan umum.

"Transportasi regional dan lokal di Bodetabek yang sehat akan menjadi model layanan baru transportasi umum. Political will kepala daerah di Bodetabek membenahi transportasi umum sangat dinanti dan diharapkan," ucap Djoko




(riar/lth)

Hide Ads