Corona di DKI Masih Tinggi, Kenapa Ganjil-Genap Diberlakukan?

Corona di DKI Masih Tinggi, Kenapa Ganjil-Genap Diberlakukan?

Ridwan Arifin - detikOto
Sabtu, 01 Agu 2020 08:21 WIB
Tiga ruas jalan protokol di Jakarta dibebaskan dari ganjil genap pagi ini. Hal itu dilakukan untuk memudahkan masyarakat yang hendak melayat Almarhum BJ Habibie
Ganjil-genap kembali berlaku Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Pemprov DKI Jakarta akan kembali memberlakukan ganjil-genap (gage) di sejumlah ruas jalan Ibu Kota, Senin (3/8/2020). Setelah kebijakan gage Jakarta ditiadakan sejak kali pertama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB pada awal Maret 2020

Menurut Pengamat Transportasi sekaligus Akademisi Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno keputusan ini dinilai dilematis. Sebab kebijakan gage diharapkan untuk membatasi kendaraan pribadi dan menekan masyarakat agar beralih ke transportasi umum.

"Memang dilematis di saat pandemi. Membiarkan warga menggunakan kendaraan pribadi berlebihan sebabkan kemacetan. Namun jika dipaksa menggunakan angkutan umum, berpotensi penyebaran virus," kata Djoko saat dihubungi detikOto, Jumat (31/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pengamatannya, masyarakat yang biasa menggunakan angkutan umum cenderung beralih ke kendaraan pribadi saat gage ditiadakan.

"Ada kecenderungan beralih menggunakan kendaraan pribadi di saat pandemi yang sebelumnya menggunakan angkutan umum. Di stasiun pemberangkatan KRL yang dulu penuh sesak sepeda motor sekarang sepi." kata Djoko.

ADVERTISEMENT

Djoko melanjutkan kebijakan gage bisa diterapkan lagi untuk mengurangi volume kendaraan pribadi. Tapi yang terpenting pemerintah dan operator transportasi umum juga menjamin protokol kesehatan.

"Tetap saja dijalankan (kebijakan gage), tapi nanti dapat dievaluasi (kebijakannya)," tutur Djoko.

"Penggunaan TransJakarta baru kisaran 50 persen. Masih ada peluang menambah kapasitas angkutan umum. Namun, harus dapat meyakinkan warga jika angkutan umum yang melayani sudah terapkan protokol kesehatan," terang Djoko.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan pihaknya kembali memberlakukan gage dengan pertimbangan volume lalu lintas meningkat di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Dalam masa PSBB transisi dalam pengaturan di hulunya itu kantor tetap diminta WFH 50 persen dan 50 persen bekerja di kantor itu pun pembagiannya 2 shift minimal. Namun dalam hasil evaluasi kami, ternyata volume lalu lintas pada beberapa titik pemantauan boleh dibilang sudah melampaui kondisi normal seperti contoh di Cipete," kata Syafrin kepada detikOto.




(riar/din)

Hide Ads