Soal Solar D-100 dari Kelapa Sawit, Ini Kata Pabrikan Otomotif

Soal Solar D-100 dari Kelapa Sawit, Ini Kata Pabrikan Otomotif

M Luthfi Andika - detikOto
Selasa, 21 Jul 2020 17:41 WIB
PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM. Penurunan ini berlaku mulai Minggu 5 Januari 2020 pukul 00.00 waktu setempat.
Ilustrasi SPBU Pertamina Foto: Antara Foto/M Agung Rajasa
Jakarta -

PT Pertamina (Persero) menguji bahan bakar D-100 yang 100 persen menggunakan nabati dari kepala sawit. Pertamina mengklaim setelah diuji bahan bakar solar ini memiliki performa yang oke untuk kendaraan. Bagaimana pendapat pabrikan otomotif ya?

Tentu pendapat pabrikan otomotif di Indonesia sangat penting, mengingat beberapa pabrikan yang memiliki pilihan mesin diesel kerap berkaitan dengan bahan bakar solar.

Marketing Communication Dept Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia Puti Annisa Moeloek menjelaskan apapun yang menjadi langkah pemerintah Isuzu siap mengikutinya, meski study lebih lanjut akan kesiapan mesin dan part-nya perlu dilakukan terlebih dahulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aku cuma dengar dari berita aja. Kita belum dapat surat resmi apa-apa (apakah diikutikan dalam pengujian D-100), yang pasti mesin Isuzu sekarang comply-nya dengan B30. Kalau sampe D-100 ya pasti perlu study lebih lanjut," kata Puti Annisa kepada detikOto.

Perempuan yang disapa Annisa ini pun menjelaskan untuk bisa melakukan perubahan pada mesin tidak bisa serta-merta bisa langsung dilakukan.

ADVERTISEMENT

"Tidak serta merta lah, kan secara kandungan pasti beda (harus mengetahui kandungan dari D-100 agar bisa menyesuaikan mesin yang diproduksi. Itu harus orang engineering yang tahu ya (perubahan apa yang diperlukan untuk bisa mengkonsumsi D-100)," kata Annisa.

Harga kelapa sawit di Aceh turunIlustrasi Kelapa Sawit Foto: Agus Setyadi/detikcom

"Kalau yang B30 pasti filter, kalau sampe D-100 harus diuji semuanya ya menurut aku. Even engineer Isuzu ditanya pun mereka pasti gak bisa jawab saat ini, karena belum pernah diuji coba. Kita juga tidak bisa langsung klaim bisa atau tidak bisa (mengkonsumsi D-100). Tapi pasti implementasinya perlu banyak koordinasi tidak mungkin dadakan, sata ini saja B30 masih belum 100 persen," Annisa menambahkan.

Hal senada juga disampaikan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) yang menjelaskan bahwa perlu waktu terlebih dahulu setelah D-100 beredar.

K"arena sifatnya juga pada tahap uji performa, jadi mungkin kami dari industri masih akan melihat kelanjutannya. Dalam arti sebagai penggambaran, KTB sewaktu B20 dan B30 comply dengan ketentuan dari pemerintah," kata Head of Public Relation and CSR Department PT KTB, Dony Hermawan kepada detikOto.

"Pengujian D-100 ini sebenarnya kan masih dalam konteks R&D (research and development Pertamina dengan phak-pihak terkait). Kalau ditanya pendapat KTB secara internal kita memang belum ada diskusi lebih jauh mengenai hal ini. Tapi balik lagi seperti tadi info saya, KTB berupaya comply dengan ketentuan-ketentuan pemerintah seperti halnya saat B20 dan B30," Dony menambahkan.




(lth/din)

Hide Ads