Ubah Sepeda Konvensional Jadi Sepeda Listrik, Konverter Kit Ini Laris Manis

Ubah Sepeda Konvensional Jadi Sepeda Listrik, Konverter Kit Ini Laris Manis

M Luthfi Andika - detikOto
Sabtu, 11 Jul 2020 08:18 WIB
Hari bebas kendaraan bermotor kembali digelar di Kota Bekasi. Warga pun antusias bersepeda di CFD yang sebelumnya dihentikan sementara guna cegah COVID-19.
Ilustrasi Sepeda Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Bukan hanya sepeda konvensional atau sepeda listrik yang sekarang laris terjual. Konverter kit yang menjadikan sepeda konvensional berubah menjadi sepeda listrik juga ikut diburu masyarakat.

Konverter kit ini merupakan alat yang bisa mengubah sepeda konvensional menjadi sepeda listrik. Seiring tingginya penjualan sepeda saat ini, konverter kit ini laku keras.

"Di samping itu juga terjadi peningkatan penjualan kit konversi (kit yang mengubah sepeda biasa menjadi sepeda listrik). Para importir kewalahan memenuhi permintaan dikarenakan terjadi ketersendatan pada lalu lintas export-import selama masa pandemi," ujar salah satu anggota komunitas Sepeda/Motor Listrik Indonesia (Kosmik), Hendro kepada detikOto, Selasa (7/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya menjadi berkah para importir atau eksportir, para pengusaha baterai sepeda listrik juga meraup keuntungan.

"Produk seperti Torque Kit Micro Hub yang diproduksi lokal sampai-sampai memberlakukan sistem inden untuk membeli produknya," tambah Hendro.

ADVERTISEMENT

Bersepeda tengah booming di banyak kota Indonesia sejak pelonggaran PSBB dilakukan di banyak wilayah. Ada banyak ragam alasan kenapa warga kini tertarik bersepeda.

Sofyan (22) misalnya, mengaku beli sepeda seharga Rp 4,2 juga sekadar untuk mengisi waktu luang selama PSBB (pembatasan sosial berskala besar).

Hari bebas kendaraan bermotor kembali digelar di Kota Bekasi. Warga pun antusias bersepeda di CFD yang sebelumnya dihentikan sementara guna cegah COVID-19.Hari bebas kendaraan bermotor kembali digelar di Kota Bekasi. Warga pun antusias bersepeda di CFD yang sebelumnya dihentikan sementara guna cegah COVID-19. Foto: Agung Pambudhy

"Karena kan kerjaan udah nggak ada karena ditutup semua diliburin semua. Jadi udahlah daripada gabut, jadi ya mending beraktivitas olahraga," kata warga Bandung ini, saat dihubungi detikcom, Rabu (11/6/2020).

"Ditambah emang dari dulu juga emang pengen punya sepeda, tapi baru kesampeannya sekarang-sekarang," lanjutnya.

Lain cerita dengan Maysila (23), seorang karyawan swasta di kawasan Cawang, Jakarta Selatan. Baru-baru ini ia membeli sepeda lipat seharga Rp 1 juta karena butuh sepeda sebagai sarana transportasi.

"Beli sepeda karena waktu awal-awal PSBB kan ojek online ditiadakan sementara, transportasi ke tempat-tempat dekat yang awalnya bisa pakai ojek online doang jadi ribet kalau harus pake grab car," katanya.

Dengan bersepeda, Maysila merasa lebih tenang karena terhindar dari kontak dekat dengan banyak orang. Risiko penularan ketika berada di angkutan umum memang banyak dikhawatirkan karena dalam praktiknya jumlah penumpang sulit dikontrol.

Ada juga yang beli sepeda karena 'keracunan' ajakan teman. Farhan (18) misalnya, membeli sepeda jenis roadbike agar bisa gowes bareng teman-temannya.

"Teman-teman juga sudah punya sepeda. Jadi saya ikut-ikutan, jadi mainnya bareng," kata Farhan, ditemui di salah satu toko sepeda di Cikaret, Bogor, Rabu (11/6/2020) lalu.




(lth/rgr)

Hide Ads