Kaum Rebahan yang Mau Eksis Gowes, Alat Ini Bikin Kamu Enggak Usah Genjot Saat Bersepeda

Kaum Rebahan yang Mau Eksis Gowes, Alat Ini Bikin Kamu Enggak Usah Genjot Saat Bersepeda

M Luthfi Andika - detikOto
Sabtu, 11 Jul 2020 06:23 WIB
Kegiatan Car Free Day (CFD) di Sudirman-Thamrin, Jakarta, Minggu (28/06/2020), ditiadakan. Tetapi jalur sepeda sementara (pop up bike lane) tetap dibuka.
Pesepeda di Jakarta Foto: Rengga Sancaya

Tidak dipungkiri saat ini sepeda jadi satu alat transportasi yang tengah 'hype' di masyarakat. Peminatnya sangat besar, dari yang veteran sampai yang benar-benar baru menyukai sepeda. Booming sepeda di era New Normal ini malah dianggap berhasil membangkitkan semangat apa yang populer disebut sebagai 'kaum rebahan'. Seperti yang disampaikan salah satu anggota komunitas Sepeda/Motor Listrik Indonesia (Kosmik), Hendro kepada detikOto, Rabu (8/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka selama ini tidak memiliki motivasi untuk bersepeda. Begitu ada banyak keuntungan yang mereka rasakan ketika bersepeda maka saat itulah mereka termotivasi untuk bersepeda. Tapi saya rasa mereka itu tidak hanya sekedar ikut-ikutan," ujar Hendro.

"Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Jadi bagaimana pun juga tidak akan mungkin berdiam diri. Utamanya kaum lelaki, otak purba kaum lelaki adalah otak pemburu dan pengumpul makanan. Karena itu secara instinctive para lelaki akan selalu berusaha keluar rumah," Hendro menambahkan.

ADVERTISEMENT
Kegiatan Car Free Day (CFD) di Sudirman-Thamrin, Jakarta, Minggu (28/06/2020), ditiadakan. Tetapi jalur sepeda sementara (pop up bike lane) tetap dibuka.Kegiatan Car Free Day (CFD) di Sudirman-Thamrin, Jakarta, Minggu (28/06/2020), ditiadakan. Tetapi jalur sepeda sementara (pop up bike lane) tetap dibuka. Foto: Rengga Sancaya

Namun bagi kaum rebahan, lanjut Hendro, bukan perkara mudah untuk bisa menghilangkan kebiasaan bersantai di rumah dan enggan mandi pada saat hari libur.

"Wah... Kalo itu sih tergantung kaum rebahan itu sendiri. Buat yang hardcore rebahan tidak akan bergeser dari kasur. Dan bagi yang ikut-ikutan rebahan maka gak akan lama juga bisa bertahan untuk tetap rebahan. Saya pribadi "rebahan" tergantung mood," canda Hendro.

Nah bagi kaum rebahan yang hendak ingin bersepeda disarankan memilih sepeda sesuai kebutuhan. Seperti yang disampaikan Ketua Komunitas Bike To Work (B2W) Indonesia, Poetoet Soedarjanto kepada detikcom.

Berikut kriteria memilih sepeda

- Keperluan Bersepeda

Dijelaskan oleh Poetoet, persyaratan yang paling mendasar bagi pemula yang akan membeli sepeda adalah kegunaan sepeda tersebut. Untuk apa sepeda dipakai dan tujuannya untuk apa. Apakah sebagai mobilitas atau sepeda digunakan sebagai alat olahraga.

"Pada prinsipnya, sepeda dipakai pada dua aktivitas atau dua tujuan, apakah itu untuk sport atau untuk transportasi," ujar Poetoet kepada detikcom, Kamis (11/6/2020).

Poetoet mengatakan, jika kegunaan sepeda sebagai transportasi, semua jenis sepeda yang digunakan bisa saja.

"Untuk olahraga atau untuk mobilitas. Kalau untuk mobilitas, pada dasarnya semua jenis sepeda apapun bisa," kata Poetoet.

"Kalau untuk sport, nah ini harus dipilah lagi, olahraganya ini di level ringan, sedang, atau level berat," pungkasnya.

- Rute jalanan yang dilewati

Poetoet mengatakan, rute jalanan yang dilewati dari rumah ke kantor menjadi hal yang penting untuk jadi bahan pertimbangan. Apakah rute jalan relatif baik atau lebih banyak tidaknya? Atau kondisi jalan banyak lubang.

"Kalo rute yang saya lewati itu tidak enak untuk bersepeda, kalo pakai sepeda balap. Tapi akan sangat enak kalau aku pakai sepedanya MTB (sepeda gunung). Tapi bukan berarti tidak bisa pake sepeda balap, bisa, tetapi tidak senyaman pakai sepeda MTB," kata Poetoet.

"Kalau misal rute yang dilewati bagus dan jalan menuju kantor bisa ditempuh. tapi terkadang ada meeting juga sesekali keluar. Maka sepeda yang bisa dipilih adalah sepeda lipat," tambahnya.

- Siapa saja yang menggunakan

Selain kita pribadi, apakah ada orang lain yang menggunakan? Mungkin bisa anak kita, istri atau suami. Itu perlu menjadi pertimbangan.

Poetoet menyarankan, jika sepeda dipakai oleh banyak orang, sepeda lipat adalah pilihannya.

"Ini kan ibarat sepeda itu kayak pakaian, kalau kedodoran atau kesempitan itu kan kurang nyaman. Kalau dipakai sebentar mah gapapa tapi kalau dipakai puluhan kilometer sehari kan nggak enak," kata Poetoet.

- Ukuran Sepeda

Untuk mendapatkan ukuran sepeda yang tepat, hal yang paling umum dilakukan adalah dengan mengacu pada tinggi badan seseorang. Artinya, ukuran sepeda yang digunakan oleh orang dengan postur yang kecil maka akan berbeda dengan mereka yang memiliki postur tubuh yang tinggi.

"Jadi memang sebaiknya harus sesuai ukuran tubuh kita tapi sekali lagi jangan dipusingkan dengan hal-hal seribet itu. Sebelum betul-betul sepeda menjadi bagian dari hidup supaya nanti tidak menyesal beli," kata Poetoet.



Simak Video "Video: Melihat Bike Rack Stasiun MRT Jaksel saat Heboh Sepeda Warga Hilang Dicuri"
[Gambas:Video 20detik]

(lth/din)

Hide Ads