Volume Lalin di DKI, Normal: 7.000 Kendaraan/Jam, PSBB: 5.000 Kendaraan/Jam

Volume Lalin di DKI, Normal: 7.000 Kendaraan/Jam, PSBB: 5.000 Kendaraan/Jam

Tim detikcom - detikOto
Jumat, 03 Jul 2020 13:25 WIB
Kemacetan terlihat di ruas jalan ibu kota. Meningkatnya volume kendaraan itu karena sejumlah pegawai telah kembali bekerja di kantor di masa PSBB transisi.
Lalu lintas Jakarta saat masa transisi. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta membandingkan volume lalu lintas di jalanan Jakarta. Data dari Dishub DKI Jakarta menunjukkan, volume lalu lintas di jalanan Jakarta turun pada saat masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo dalam Rapat Pimpinan (Rapim) kebijakan mobilitas pasca-pancemi COVID-19 yang digelar pada 29 Juni lalu dan ditayangkan dalam Youtube Pemprov DKI Jakarta memaparkan hasil pantauan pihaknya terhadap volume lalu lintas. Dishub membandingkan volume kendaraan dari kondisi normal, saat imbauan work from home, pembatasan ekstrem, PSBB hingga PSBB transisi.

"Kondisi normal terlihat bahwa memang volume lalu lintas itu rata-rata mencapai lebih kurang 7.000 kendaraan per jam di beberapa ruaas jalan, dan peak (puncak)-nya rata-rata terjadi di jam 7 (pagi), kecuali pada hari tertentu seperti Senin bergeser ke jam 8 (pagi)," beber Syafrin melaporkan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Rapim tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dishub mengamati volume lalu lintas dalam keadaan normal pada 17 sampai 21 Februari 2020. Selanjutnya, Dishub memantau kondisi ketika warga DKI Jakarta diimbau untuk melakukan aktivitas kerja dari rumah (work from home/WFH) pada 16-20 Maret 2020.

Grafik Volume Lalu Lintas DKI Jakarta selama masa pandemi COVID-19Grafik Volume Lalu Lintas DKI Jakarta selama masa pandemi COVID-19 Foto: Screenshot Youtube

"Pada masa imbauan work from home, terjadi sedikit penurunan volume lalin, berada di bawah angka rata-rata di kondisi normal. Namun jam puncaknya tetap pada jam 7 pagi, bahkan hari Senin pun setelah kami melihat fluktuasinya tetap berada di jam 7 (pagi)," sebut Syafrin.

ADVERTISEMENT

"Selanjutnya pada masa pembatasan ekstrem (30 Maret-3 April 2020), volume lalu lintas memang terjadi penurunan yang signifikan lebih kurang 2.000 dari semula 7.000 mencapai hampir 5.000 (kendaraan per jam). Itu pun terjadi pada hari Senin. Jam puncak sedikit terdistribusi ke jam 8 (pagi)," sambungnya.

Kemudian saat pengamatan selama masa PSBB pada 25-29 Mei 2020, distribusi volume lalu lintas pada rata-rata harian cenderung rata pada setiap jam (tidak terjadi puncak kepadatan pada jam tertentu). Sebab, saat PSBB terjadi pengurangan aktivitas warga secara masif. Sementara volume lalu lintas cenderung sama seperti saat pembatasan ekstrem (30 Maret-3 April 2020.

"Pada masa transisi (15-19 Juni 2020), terlihat bahwa untuk volume lalu lintas sudah masuk kepada mendekati kondisi normal di angka 6.000 lebih. Jam puncaknya terjadi pergeseran dari jam 7 ke jam 8 bahkan sampai jam 9. Artinya bahwa pelaksanaan imbauan Gubernur untuk tetap melaksanakan work from home dan pembagian shift kerja ini sebagian besar berjalan," kata Syafrin.

[Gambas:Youtube]







(rgr/riar)

Hide Ads