Urusan merawat motor memang ada pilihan kembali ke bengkel resmi atau ke bengkel umum. Keduanya pun memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang dapat menjadi pertimbangan konsumen.
Bicara bengkel resmi tentu jaminan serta garansi selalu menjadi nilai jualnya. Ditambah lagi dengan skala bisnis yang besar, bengkel resmi menawarkan pelayanan lebih seperti ruang tunggu nyaman, minuman gratis dan sebagainya.
Akan tetapi, tak jarang pula bengkel resmi sering dianggap 'cerdik' dalam memutar uangnya. Seringkali terdengar bahwa bengkel resmi itu terkesan memaksa konsumen untuk mengganti suku cadang yang kemungkinan masa pakainya lebih lama. Hal ini diakui oleh salah seorang mantan montir bengkel resmi sepeda motor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bengkel resmi itu sistem kerjanya nggak mau pusing. Dalam arti kita dilarang untuk ngakal-ngakalin padahal masih layak pakai. Bengkel resmi kan sifatnya perorangan usahanya jadi antara bengkel bosnya beda bukannya saya bilang semua bengkel resmi begitu, tapi pengalaman saya bekerja dulu seperti itu. Terus kita ikuti aturan bosnya itu, mau gimana tuntutan pekerjaan," ujar Iwan Setiyono yang kini memilih untuk mendirikan bengkel umum sendiri kepada detikcom di Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (26/6/2020).
"Yang jelas bengkel resmi main ganti. Poin utama main ganti kedua penyakit kecil digede-gedein. Yang saya alami waktu saya di Honda begitu," timpalnya.
Di lain sisi memang, bengkel umum tak memiliki nama sebesar merek APM tapi beberapa bengkel umum yang sudah mendapatkan kepercayaan pelanggan punya daya tariknya tersendiri. Salah satunya tentu komunikasi yang lebih terbuka dan memberikan solusi terbaik pada pelanggan tanpa memaksa merogoh kocek lebih dalam.
"Kepercayaan kalau di tempat saya misal, mereka lihat secara langsung pengerjaan, barangnya, terus nanya. Sistem resmi itu bisa dibilang kaku karena aturan kalau bengkel resmi santai lah," tutur Iwan.
Sementara masalah pengerjaan, Iwan berani jamin bahwa kemampuan montir di bengkel umum jauh lebih baik dari bengkel resmi. Orang-orang yang bekerja di bengkel umum biasanya mereka yang sudah memiliki pengalaman lebih sedangkan di bengkel resmi cenderung mekanik baru yang dapat dibayar dengan upah kecil oleh pemilik bengkel.
"Kemampuan skill malah saya bilang cuma kalah di teknologi alat-alatnya, dari tempat servisnya aja ruang tunggu sama soft drink. tapi dari pengerjaan nggak kalah begkel umum. Kalau saya sendiri boleh menilai adu ilmu bengkel umum dengan bengkel resmi belum tentu bengkel resmi lebih jago. Bengkel resmi kan paling cuma menguasai satu merek motor aja misal Honda ya Honda aja," jelasnya.
Bicara soal kemampuan, Iwan bisa dibilang montir yang berbakat. Bahkan beberapa pelanggannya yang di bengkel resmi dulu kini menjadi pelanggan di bengkel Iwan.
"Saya ada beberapa pelanggan yang dari bengkel resmi sampai sekarang masih sama saya. Padahal tempat tinggalnya jauh di Jakarta Utara sana bela-belain ke sini," kata Iwan.
"Bengkel resmi itu bukan jaminan, saya pernah ngalamin dan kerjain itu," tutupnya.
(rip/lua)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP