Banyak terjadi penumpukan penumpang saat new normal diberlakukan. Warga berbondong-bondong memadati stadion dan kerap melupakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.
Mengurangi kapasitas memang tetap menjadi standar agar dalam kereta tidak berdesakan yang mana rentan saling menularkan virus. Ada banyak solusi yang dapat diambil untuk ini salah satunnya penyediaan gerbong dua tingkat atau double decker.
"Kami terus berkoordinasi dengan pak Dirjen artinya kebijakan harus dilakukan di lapangan dengan tertib. Kami selalu eksplor opsi ke depan dan kami bangun dengan bisnis model dan UU Perkeretaapian. Double decker itu termasuk yang kami eksplor di mana menambah kapasitas tanpa menambah pejar depan artinya apabila double track jalan maka opsi double decker tetap akan relevan karena di jam sibuk bisa meningkatkan kapasitas untuk memenuhi permintaan para pelanggan yang saya yakin dari tahun ke tahun pertumbuhannya signifikan," ujar Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo dalam diskusi daring bersama Institut Studi Transportasi (Instran), Sabtu (13/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun opsi itu belum masuk dalam rencana yang lebih memungkinkan dibanding opsi lainnya. Dalam waktu dekat, peningkatan kapasitas dikatakan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dengan cara mengatasi kemacetan persimpangan jalur yang ada di Stasiun Manggarai.
"Kita sadari bahwa dalam rangka meningkatkan kapasitas KRL kita perlu melakukan sesuatu. Terkait dengan meningkatkan kapasitas ada satu yang akan kita lakukan pertama adalah terselesainya headway separated di Manggarai yang jadi isu kapasitas KRL juga karena Manggarai sebagai simpang dari Bogor line dan Bekasi line, Jadi kapasitas Manggarai agak terbatas. Kita targetkan di akhir tahun ini pemisahan jalur Bogor dan Bekasi bisa kita selesaikan. Artinya kelambatan di Manggarai bisa kita selesaikan tentunya kapsitas angkut semakin meningkat," papar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri dalam kesempatan yang sama.
Ia juga menambahkan opsi bekerjasama dengan operator bus untuk menyiasati penumpukan masih terbuka. Namun, untuk penggunaan gerbong dua tingkat dirasa belum masuk dalam rencana.
"Untuk double deck memang belum ada dalam rencana kita dalam 5 tahun ini. Mengenai kerjasama dengan operator bus terkait penumpukan sudah dilakukan pembahasan di antaranya di beberapa stasiun ada bis bantuan. Terakhir, mulai Jumat kemaren DKI juga membantu dengan bis sekolah untuk membantu saat emergency," pungkas Zulfikri.
(rip/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah