Renault Terancam Gulung Tikar Akibat COVID-19

Renault Terancam Gulung Tikar Akibat COVID-19

Rizki Pratama - detikOto
Sabtu, 23 Mei 2020 11:50 WIB
PT Maxindo Renault Indonesia memperkenalkan secara resmi Renault Triber kepada media dalam acara The Exclusive Sneak Peek of The New Renault Triber, di Bintaro, Tangerang, Jumat (12/7/2019).
Renault tercekik COVID-19 (Rifkianto Nugroho/detikOto)
Jakarta -

Selain jutaan nyawa yang menghilang, ada juga kemungkinan merek otomotif ikut menghilang akibat COVID-19. Krisis ekonomi akibat pandemi virus Corona ini tengah mengancam keberlangsungan hidup Renault.

Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan Renault dapat gugur di industri otomotif apabila tidak segera mendapat bantuan untuk mengatasi dampak dari krisis COVID-19 ini.

"Ya, Renault bisa menghilang," kata Le Maire seperti dikutip dari Reuters.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Le Maire menambahkan Renault perlu beradaptasi dengan situasi. Pabrik Renault Prancis di Flins tidak boleh ditutup dan harus dapat mempertahankan pekerjaan sebanyak mungkin di Prancis, tetapi juga harus tetap kompetitif.

Ia juga mengungkapkan bahwa Pimpinan Renault, Jean-Dominique Senard, sedang menyiapkan strategi baru. Perusahaan mobil yang sebagian sahamnya dimiliki pemerintah Prancis ini sebenarnya sedang menunggu persetujuan pinjaman dari negaranya sendiri. Namun, Le Maire belum memberikan tandatangannya di atas proposal tersebut.

ADVERTISEMENT

Pemerintah Pranis secara terus menerus mengatakan Renault harus membawa lebih banyak produksi kembali ke Prancis. Permintaan ini tentu supaya lapangan pekerjaan lebih banyak. Selain itu, pemerintah Prancis juga mengharapkan Renault membuat mobil ramah lingkungan.

Strategi Renault menghadapi situasi ini akan diumumkan bersama dengan aliansi Nissan dan Mitsubishi beberapa hari lagi. Saat ini para anggota aliansi tersebut sama-sama tercekik akibat situasi sekarang.

Nissan sedang mempertimbangkan untuk memotong 20.000 tenaga kerjanya secara globalnya terutama di Eropa dan negara-negara berkembang. Keputusan Nissan ini mirip ketika mereka menghadapi krisis ekonomi global pada tahun 2009

Sementara itu Mitsubishi mengalami penurunan laba tahunan sebesar 89%. Untuk itu, Mitsubishi akan fokus pada pemotongan biaya tetap sebesar 20% atau lebih dalam dua tahun ke depan.




(rip/din)

Hide Ads