Presiden Jokowi (Joko Widodo) melarang semua warga untuk mudik tahun ini. Sebelum kebijakan larangan mudik ini diresmikan, jumlah penumpang bus luar kota antar provinsi sebenarnya sudah menurun cukup signifikan.
Dijelaskan Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan, saat ini rata-rata okupansi penumpang bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) rata-rata hanya berkisar 15 sampai 20 persen dari kapasitas maksimal.
Selain jumlah penumpang yang turun drastis, Sani juga mengatakan jumlah bus AKAP yang beroperasi sudah berkurang jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini di Indonesia kurang lebih total ada sekitar 30 ribu. Sekarang 90 persen shutdown, tinggal 10 persen yang beroperasi. Bus Pariwisata malah sudah 100 persen, setop sejak awal April," lanjutnya.
Ditambahkan Sani, sebelumnya operator bus anggota Organda (Organisasi Angkutan Darat) juga sudah melaksanakan imbauan pemerintah untuk menaikkan harga tiket.
"Tarif sudah naik sejak minggu lalu, rata-rata di 50 persen. Harusnya naik 100 persen, karena kapasitas bus sekarang maksimal diisi 50 persen. Tapi karena kita baca, marketnya enggak mampu, kita naikkan 50 persen," katanya lagi.
Kini pemerintah resmi melarang siapapun pulang kampung pada musim mudik 2020. Hal ini pun disetujui pengusaha transportasi bus, asal pemerintah juga memberikan berbagai keringanan agar perusahaan bisa tetap menggaji pekerjanya.
"Jadi soal kebijakan pelarangan mudik ini, kami ikut. Asal pemerintah tahu konsekuensinya," ujarnya.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP