Jakarta memasuki hari ke-4 Pembatasan Sosial Berskala Besar berdampak dengan kualitas udara. Tingkat polusi di Jakarta menduduki peringkat 19 dunia, sementara pemuncak polusi udara siang ini diisi oleh Shenyang, China dan Delhi, India.
Berdasarkan data dari AirVisual, Senin (13/4/2020), pukul 13.00 WIB, Air Quality Indeks (AQI) Jakarta berada di 92 atau kategori sedang. Sedang kota paling berpolusi Shenyang 179 dan Delhi 157. Namun, tingkat polusi ini tidak tetap dan dapat berubah sewaktu-waktu.
![]() |
AQI merupakan indeks yang digunakan AirVisual untuk menggambarkan tingkat polusi udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, yaitu PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Berdasarkan data Airvisual, kandungan PM 2,5 di Jakarta berada di angka 34,4 pg/m3. Data itu diperoleh dari alat pemantau udara Airvisual yang ada di kedutaan Amerika Serikat, Pegadungan, Kemayoran, Pejaten Barat, Rawamangun, dan Mangga Dua.
AQI mempunyai rentang nilai antara 0-500. Makin tinggi nilai AQI, artinya makin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut.
Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
Pemprov DKI Jakarta sudah berlakukan social distancing dan memulai penerapan PSBB sejak Jumat (10/4) lalu. Beberapa aktivitas warga pun terbatas, hal ini secara tidak langsung turut mempengaruhi kualitas udara.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar