Kerugian besar itu diungkapkan oleh Presiden Eksekutif VW, Herbert Diess, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Jerman, ZDF. Pandemi corona yang menyerang banyak negara di dunia menyebabkan VW tiap pekan mengeluarkan uang sampai 2,2 miliar euro, atau setara dengan Rp 35,7 triliun.
VW memiliki 670.000 karyawan di seluruh dunia. Namun saat ini nyaris seluruh pabriknya tutup. Sementara penjualan mobil hanya tercatat ada di China.
"Kami harus memikirkan ulang soal produksi. Disiplin yang kami punya di China belum dimiliki di (pabrik) Jerman. Hanya jika kami bisa seperti di China, Korea, atau negara asia lain, kami punya kesempatan melewati krisis ini tanpa ada yang kehilangan pekerjaan," terang Herbert Diess dikutip dari Autoblog.
Meski jadi negara yang pertama dihantam corona, China kini perlahan bangkit. Pabrik-pabrik otomotif di negara tersebut mulai beroperasi kembali. Pembelian mobil juga mulai menunjukkan peningkatan.
Namun di Eropa dan Amerika, kondisinya masih sangat buruk. Virus corona belum menunjukkan tanda-tanda akan jinak, di mana di Italia, Spanyol, dan Amerika Serikat jumlah penderita dan angka kematian masih sangat tinggi.
"Kami tidak mendapat pemasukan penjualan selain dari China," lanjut Diess.
Di seluruh dunia VW memiliki 124 pabrik. Sebanyak 72 pabrik ada di Eropa, 28 di antaranya berlokasi di Jerman. Sampai beberapa hari lalu, penjualan mobil VW di seluruh dunia turun sampai 40%.
(din/rip)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?