Mobil Kecil Jarang Gunakan Ban Vulkanisir, Ini Alasannya

Mobil Kecil Jarang Gunakan Ban Vulkanisir, Ini Alasannya

- detikOto
Rabu, 26 Feb 2020 08:46 WIB
Servis medium mobil kena banjir di Auto2000 Cilandak, Jakarta, Jumat (3/1/2020).
Ban vulkanisir untuk mobil penumpang jarang ditemui. Foto: Luthfi Anshori

"Ada bedanya ban vulkanisir, jelas sekali. Biasanya ada celah pada bagian sidewall sampai bagian cap itu berbeda," kata Ibnu.

Ibnu melanjutkan cara melihat perbedaan ban vulkanisir bisa dari warnanya. Ban bekas dengan lapisan baru akan terlihat gradasi warnanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama bisa dilihat dari sisi warna karena compoundnya tidak homogen karena tidak sama diciptakan," ujarnya.

Selain itu bentuk tapak baru akan jauh berbeda dengan ban bekas lama.

ADVERTISEMENT

"Kedua telapaknya jauh berbeda dengan telapak asli, itu mencirikan ban vulkanisir," lanjut Ibnu.

Ban sepeda motor sendiri praktek seperti Vulkanisir disebut dengan istilah batik. Pada ban motor bekas atau lama yang sudah aus akan diukir kembali untuk membuat alur baru.

"Untuk sepeda motor disebut dengan batik, jadi ban yang sudah botak dikerok lagi bagian tengahnya," ungkap Ibnu.

Penggunaan ban seperti bukan tidak memiliki kerugian pada penggunanya. Mulai dari sisi umur dan keamanan. Alasannya ban hasil 'reproduksi' tersebut karetnya lebih tipis dan usia karet lebih tua.

"Karet jadi lebih tipis dan usia pakai lebih pendek. Risikonya pertama kita membeli mahal ban bekas, kedua usia pakai akan jauh lebih pendek, ketiga compoundnya sudah tidak mumpuni untuk mencengkeram aspal yang artinya pasti akan lebih licin seiring dengan usia yang lebih, sehingga karetnya lebih keras," pungkas Ibnu.


(lth/rgr)

Hide Ads