"Ya kita, kurang lebih antara Rp 8 ribu sampai Rp 10 ribu per km, untuk luar kota. Kalau dalam kota itu antara Rp 500 ribu-Rp 1 juta tergantung tempat," ujarnya.
"Omset tidak seperti dulu, sekarang paling Rp 10 juta-Rp 15 juta," kata Affan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari total biaya yang ditarik dari penyewa, masih harus dikurangi bensin, tol, dan biaya perawatan, baru kemudian diambil sebagai profit. Tarif itu pun masih bisa ditawar apabila pihak keluarga merasa terbebani.
"Kita lihat sikon. Potongan menjadi penyebab kurang biaya kenapa. Pernah ada pengiriman ke Jawa Tengah ada uang Rp 2 juta. Keluarga telepon sambil menangis. Ya kita nggak enak, misi kemanusiaan juga hitung-hitung bantu," ujarnya.
Affan menambahkan bisnisnya ini tidak semata-mata untuk mencari profit semata. Ia pun tidak menyayangkan kendati sudah ada jasa ambulans gratis baik dari paguyuban hingga masjid. Meski hal ini mengganggu kelangsungan bisnisnya.
"Belum yang dari partai, belum dari paguyuban, masjid, koperasi, sudah macam-macam dah. Ya kita nggak apa-apa, nggak bisa menyalahkan," ujarnya.
Simak Video "Video: Detik-detik Ambulans Dirusak Massa Sopir Truk Demo ODOL di Karanganyar"
[Gambas:Video 20detik]
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?