Formula E dengan konsep sirkuit jalanan di Monas sudah hampir dipastikan akan berlangsung sesuai jadwal pada 6 Juni 2020 nanti. Sisa beberapa bulan lagi sirkuit dan kegiatan pembangunannya belum tampak di lokasi yang telah ditentukan.
Sebelumnya sempat ada beberapa perdebatan tentang pemilihan Monas sebagai lokasi balap termasuk keberadaan batu alam atau cobblestone. Batu alam yang ada di Monas dan akan menjadi sirkuit nasibnya masih belum ditentukan apakah akan dibongkar atau tidak.
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang bertugas membangun sirkuitnya memang belum memutuskan bagaimana membangun sirkuit di sana. Ada dua metode yang dapat ditempuh pertama adalah membongkar batu alam dan mengaspalnya menjadi lintasan balap. Opsi secara tidak langsung membuat lintasan itu menjadi permanen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto sebenarnya lebih memilih untuk mengambil pilihan permanen ini. Sebab Formula E di Monas akan berlangsung selama 5 tahun dan tentu akan lebih mudah persiapannya setiap tahun nanti.
"Saya berharap sudah dipermanenkan saja jangan dikelupas lagi kita sih nggak apa-apa dipermanenkan, seharusnya memang begitu," kata Dwi.
Kendala untuk pilihan pertama ini adalah waktu dan biayanya akan lebih besar karena harus membongkar batu alam. Untuk itu ada pilihan kedua dengan memberikan lapisan di atas batu alam sebelum diaspal. Lintasan balap ini bisa dibongkar kembali dan Monas kembali seperti semula dengan batu alamnya.
"Dari sisi efektivitas pengerjaan, pelapisan lebih mudah dan cepat. Sementara untuk pembongkaran butuh waktu lebih lama. Saat ini pilihan kami adalah pelapisan sebagian cobble stone, tepatnya di area-area di mana jalur trek, tribun, pit, dan paddock berada," pungkas Dwi.
(rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat