Tol Layang Japek, Bukti Solusi Macet Bukan Menambah Jalan?

Tol Layang Japek, Bukti Solusi Macet Bukan Menambah Jalan?

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 24 Des 2019 10:41 WIB
Foto: Gusti Ramadhan Alhaki
Jakarta - Antusias masyarakat saat menjajal tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) terbilang tinggi. Bahkan puncaknya terjadi kemacetan panjang yang pada Sabtu (21/12/2019).

Di sisi lain, menurut Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menganggap keberadaan Tol Layang II tidak akan mampu mengatasi kemacetan saat akhir pekan sebab cara tersebut bukan solusi yang jitu.

"Menandakan jika ingin mengatasi kemacetan bukan menambah kapasitas jalan. Tapi harus segera menambah menambah kapasitas transportasi umum," kata Djoko melalui pesan singkat, Selasa (24/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Gelombang kritik terhadap pembangunan tol layang japek datang dari beragam kalangan. Sebelumnya Ketua YLKI Tulus Abadi menyatakan bahwa sejatinya jalan tol dibangun untuk mengatasi kemacetan, khususnya saat memasuki musim liburan.

Dikarenakan kemacetan masih terjadi, ia menilai kehadiran tol layang dirasa menjadi sia-sia.

"Dengan kejadian seperti ini, fungsi utama tol layang Cikampek untuk mengatasi kemacetan saat libur panjang, menjadi muspro alias sia sia," ungkap Tulus lewat keterangan tertulis, Senin (23/12/2019).

Tulus mengatakan YLKI mendesak agar pemerintah khususnya Kemenhub dan kepolisian mengevaluasi total manajemen lalu lintas Tol Japek II saat akhir pekan, seperti libur Nataru dan nanti libur Idul Fitri.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bicara soal kemacetan di tol Jakarta-Cikampek II (elevated) atau Japek Layang.

kemacetan Sabtu lalu disebabkan oleh euforia dari pengguna karena ingin menjajal tol baru. Sehingga proyek tol yang baru dibuka untuk mengatasi kemacetan tersebut tidak bisa dibilang gagal.

"Kan cuma 1 hari macetnya. Jadi euforia orang bareng-bareng kesana gitu," kata Budi Karya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (22/12/2019)

Untuk mencegah kemacetan di tol Japek Layang, Budi bilang, ke depan akan dibatasi kendaraan yang lewat tol tersebut. Sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan di atas.

"Nantinya kita lihat kita akan batasi orang yang naik ke atas, begitu sebagainya saya yakin oke. Jadi saya tinggal akan mengawasi katakanlah kalau sudah sekian ribu, mobil berhenti lewat jalan biasa. Kemarin kan orang maksain mau naik semuanya ke sana," ujar dia.

Hide Ads