7 Mobil yang Paling Dicari pada 2019

Kaleidoskop 2019

7 Mobil yang Paling Dicari pada 2019

M Luthfi Andika - detikOto
Senin, 23 Des 2019 14:52 WIB
7 Mobil yang Paling Dicari pada 2019
Foto: Pradita Utama
Jakarta - 2020 yang bershio tikus logam sudah di depan mata dan siap meninggalkan tahun 2019 si Babi Tanah. Namun bicara tahun 2019, detikcom merangkum setidaknya ada beberapa merek otomotif yang paling dicari pada 2019.



Dalam catatan detikcom, ada 7 merek mobil yang paling dicari dan dibaca detikers. Penasaran? Simak ulasannya berikut ini.

Mitsubishi Xpander

Foto: Ari Saputra
Meski sudah diperkenalkan pada Juli 2017, rupanya pabrikan asal Jepang Mitsubishi, dengan produk Xpander masih jadi merek yang kerap dicari di detikcom pada 2019.

Mitsubishi Xpander semakin dicari setelah kembali memperkenalkan model lainnya Mitsubishi Xpander Cross yang diluncurkan sebagai versi SUV dari Xpander MPV. Meski basisnya masih sama, ternyata Xpander Cross memiliki banyak perbedaan, khususnya dari segi eksterior.

Perbedaan pertama adalah front grille dan bumper. Pada Xpander Cross kini desainnya lebih berkarakter kuat (tough), dengan bentuk list chrome yang lebih mengotak pada bagian lampu utama.

Tak hanya desain fascia yang berbeda, pada Xpander Cross ini juga sudah disematkan roof rail untuk menambah daya angkut mobil ini. Pengguna tinggal menambah roof rack dan roof box.

Hal ketiga yang berbeda adalah desain pelek. Pada Xpander Cross menggunakan desain pelek aluminium dengan palang 5. Setiap palangnya membentuk huruf 'Y'. Pelek ini berukuran 17 inci dan berkontribusi pada ground clearance 225 mm.

Keempat yang berbeda di Xpander Cross, adalah adanya penambahan wheel arch molding pada over fender depan. Selanjutnya, adalah tailgate garnish.

Perbedaan keenam pada Xpander Cross ada di bagian rear bumper, yang kini sudah ketambahan semacam skid plate yang menimbulkan kesan kekar di mobil ini.

Untuk perbedaan ketujuh dan kedelapan adalah shark fin antena dan tambahan side body garnish.

Sedangkan untuk perbedaan kesembilan, Xpander Cross sudah dilengkapi teknologi LED di lampu utama dan lampu kabutnya. Terakhir, Xpander Cross juga sudah punya rear window defogger.

Sementara dari sisi mesin, masih mengusung spek yang sama 1.5L Mivec DOHC 16 katup 1.499 cc, dengan power maksimum 105 Ps pada 6.000 rpm dan torsi 141 Nm pada 4.000 rpm.

Sebagai informasi, Xpander Cross ditawarkan dalam tiga pilihan tipe, yakni tipe A/T, M/T, dan A/T dengan tambahan paket leather seat premium package. Untuk harga Xpander Cross, tipe leather seat premium package A/T dibanderol Rp 286.700.000, tipe A/T Rp 277.700.000, dan tipe M/T Rp 267.700.000. Harga tersebut berstatus OTR (On The Road) Jakarta.

Sebagai pembanding, Xpander Ultimate yang kini jadi varian tertinggi dijual dengan kisaran harga Rp 265.100.000 per Oktober 2019 (di Jakarta). Di bawahnya ada tipe Sport (AT) yang dibanderol Rp 256.400.000, lalu Sport (MT) Rp 246.400.000 dan Exceed (AT) Rp 244.200.000.

Suzuki Ignis

Foto: Suzuki
Mobil yang paling dicari kedua di detikcom yaitu Suzuki Ignis. Pencarian Suzuki Ignis terbilang cukup menghebohkan, karena Suzuki bisa dikatakan pada 2019 tidak mempermak Suzuki Ignis.
Bahkan pada 2019, banyak yang mempertanyakan nasib Suzuki Ignis. Suzuki pun merespon banyak pertanyaan tersebut
Saat Ignis hadir, penjualan mobil di segmen city car sempat mengalami peningkatan. Ignis pun menjadi primadona baru dari Suzuki di tengah Nissan March, Honda Brio, Mitsubishi Mirage, hingga Daihatsu Sirion.
Di tahun pertamanya Ignis masih cemerlang. Mengutip data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Suzuki melepas 19.157 unit Ignis ke diler-dilernya seluruh Indonesia saat itu.
Kemudian setahun setelahnya mulai mengalami penurunan. Tahun 2018 tercatat distribusi Ignis dari pabrik ke diler hanya 13.802 unit.
Masuk tahun 2019, distribusi Ignis masih belum juga menunjukkan perbaikan. Lima bulan berjalan dari Januari hingga Mei 2019, Suzuki baru mendistribusikan 2.100 unit Ignis. Padahal jika mengacu pada data yang sama periode Januari-Mei 2018 distribusi city car buatan India itu mencapai 6.725 unit.


Penjualan Ignis sendiri sempat diterpa isu penyetopan di India. Namun rupanya penyetopan tersebut dikarenakan akan ada Ignis model baru. Di Indonesia, penjualan Ignis masih diteruskan meski masih belum ada kejelasan soal model baru seperti halnya di India.

"Ignis kita masih on going nih untuk penjualannya," ucap Section Head Product Development divisi roda empat PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Harold Donnel saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Persaingan city car di Indonesia memang cukup berat sejak kehadiran mobil Low Cost Green Car (LCGC). Seperti bisa dilihat, mobil-mobil LCGC memiliki bentuk yang mirip dengan city car namun dijual dengan harga lebih murah.

Ada produsen yang menyerah, namun ada juga yang masih mempertahankan untuk menjual city car. Mitsubishi merupakan salah satu produsen yang tak lagi menjual city car Mirage karena kalah persaingan dengan LCGC.

Honda Brio

Foto: honda
Mobil yang paling banyak dicari pada 2019 selanjutnya milik Honda Brio. Siapa yang sangka, meski generasi baru Honda Brio diperkenalkan pada 2018, tepatnya 2 Agustus 2018, mobil mungil Honda ini masih banyak saja yang mencarinya. Tercatat di detikcom, estimasi sebanyak 41.000 pencarian Honda Brio tercatat setiap bulannya.

Jika melihat catatan, Honda All New Brio makin dilirik detikers setelah mobil mungil ini menjadi mobil made in Indonesia yang juga ikut dikirim keluar negeri.

Honda mulai mengirimkan Brio buatan Karawang ke luar negeri. Pengiriman pertama mobil sudah dimulai di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 10 April 2019. Pada pengiriman pertama ini, All New Honda Brio dari Indonesia akan diekspor ke Filipina.

"Honda Brio adalah model spesial karena dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang spesifik di Indonesia dan Asia. Setelah mendapat sambutan luar biasa dari pasar domestik, kami yakin bahwa All New Honda Brio yang diproduksi di Indonesia juga akan sukses di negara lain di kawasan ini," ujar Presiden Direktur PT Honda Prospect Motor Takehiro Watanabe dalam siaran pers, Rabu (10/4/2019).

Model ekspor All New Honda Brio diproduksi di pabrik HPM Karawang, Jawa Barat. Seremonial produksi pertama untuk model ini telah dilakukan di pabrik HPM Karawang pada Maret 2019 yang dihadiri oleh Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto dan Chief Officer untuk Operasi Regional (Asia & Oseania) Honda Motor Co., Ltd., dan Presiden & CEO Asian Honda Motor Co., Ltd., Masayuki Igarashi. Selain ke Filipina, HPM juga berencana untuk mengekspor Honda Brio ke Vietnam pada tahun ini.

Sebelum Honda Brio, HPM telah mengekspor mobil Completely Built Up (CBU) Honda Freed ke beberapa negara seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam sejak tahun 2009 hingga 2014. Selain itu, HPM juga mengekspor komponen mobil sejak 1992 ke berbagai negara di antaranya Jepang, Thailand, Malaysia dan negara lainnya.

Honda Brio pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2012, dan diikuti oleh Honda Brio Satya untuk mendukung program LCGC pada tahun 2013. Model ini sangat diterima oleh pelanggan di Indonesia, dengan lebih dari 280 ribu unit penjualan dan 32 penghargaan bergengsi sampai sekarang.

Toyota Calya

Foto: Rifkianto Nugroho
Toyota Calya juga kerap dicari pembaca detikcom nih. Tercatat mobil Low Cost and Green Car (LCGC) Toyota ini berhasil menyedot perhatian detikers, mencapai 38.000 pencarian setiap bulannya.

Jika dilihat terus menariknya perhatian pencinta Toyota Calya tidak lepas dari peran Toyota sendiri, salah satunya dengan melakukan permak pada Toyota Calya.

PT Toyota Astra-Motor (TAM) melakukan penyegaran pada mobil Low Cost Green Car (LCGC), Toyota Calya di tahun 2019. Penyegaran ini dilakukan pertama kalinya setelah tiga tahun mengaspal di Indonesia.

Presiden Direktur PT TAM Yoshihiro Nakata mengatakan penyegaran pada segmen mobil berkapasitas tujuh penumpang ini merupakan pemenuhan kebutuhan konsumen.

"Seperti yang Anda tahu tahun ini kita meluncurkan banyak model, dari Avanza, Camry, C-HR, Hi Ace, Supra, Sienta, dan Corolla. Hari ini kami mengenalkan New Calya, kami akan terus menghadirkan produk yang atraktif untuk konsumen di Indonesia," ujar Yoshihiro Nakata di Resto Kembang Goela, Jakarta Pusat, Senin (16/9/2019) waktu itu.

Bicara soal dapur pacu Toyota Calya tidak mendapat perubahan. Mesin tetap sama dengan versi pendahulunya, berupa mesin 3NR-VE berkapasitas 1.197 cc DOHC Dual VVT-i bertenaga 86,8 Tk dan torsi 108 Nm.

Penyegaran Calya dilakukan Toyota dari sisi eksterior dan interior. Desain eksterior anyar yang didukung oleh kehadiran fitur-fitur terbaru seperti, New LED Headlamp, New Retractable Outer Mirror (tipe G), New Front Grille Design with Dark Chrome Element, New Dark Chrome Element pada backdoor garnish, serta New Alloy Wheel Design.

Masuk ke dalam kabin penggunaan warna coklat gelap (dark brown) yang melapisi dashboard dan kursi pengemudi maupun penumpang untuk semua tipe.

Fitur hiburan New Calya juga dilengkapi dengan fitur lainnya antara lain, New Touchscreen Head Unit (tipe G), New Audio Steering Switch (tipe G), New Under Seat Compartment Tray (tipe G A/T), Illumination on A/T Indicator (tipe G A/T), Driver Seat Back Pocket (tipe G), serta Front Console Box (tipe G).

Tentu dengan melakukan penyegaran, harga Toyota New Calya naik dari versi sebelumnya. Kenaikan berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 2 juta, tergantung dari varian.

"Kami optimis kehadiran New Calya makin menggairahkan pasar entry MPV di Indonesia sejalan dengan dinamika kebutuhan sarana transportasi yang sesuai dengan keinginan dan kondisi masyarakat saat ini," ujar Direktur Marketing PT TAM, Kazunori Minamide dalam kesempatan yang sama.

Memang mobil ini memiliki daya pikat tersendiri di masyarakat Indonesia. Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2016, Calya berhasil memberikan kontribusi dalam meroketkan pasar Entry MPV di mana segmen ini menjadi 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Penjualannya tercatat dari 20.731 unit pada 2015 menjadi 96.172 unit di tahun 2016. Hingga Agustus 2019 atau 3 tahun setelah diluncurkan ke pasar, penjualan Calya mencapai 214.977 unit.

Toyota Avanza

Toyota Avanza Foto: Faidah Umu Safuroh/detikcom
Tidak kalah dari saudaranya Toyota Calya. Meski sudah berumur di Indonesia, ternayata Toyota Avanza masih menjadi satu model yang dicari pencinta mobil. Di detikcom sendiri Toyota Avanza sendiri masih banyak dicari dengan estimasi setiap bulannya mencapai 36.000 pencarian setiap bulannya.

Lagi-lagi banyaknya pembaca detikcom mencari artikel New Avanza, karena Toyota memberikan perubahan pada mobil Multi Purpose Vehiclenya ini. Tepat pada 15 januari 2019, Toyota melakukan perubahan pada Avanza terutama pada fitur-fiturnya.

Meski bukan generasi baru, Toyota memberikan fitur-fitur baru pada Toyota Avanza dan Veloz model 2019. Beberapa fitur bikin detikOto terkejut karena sebelumnya tidak pernah ada di mobil Low MPV yang diproduksi oleh Daihatsu untuk Toyota itu.

Apa saja? Yuk kita lihat satu per satu:

1. Pintu sudah Keyless

Pada kelas tertinggi yakni Veloz, sudah menggunakan smart entry. Jadi anda tak perlu pijit-pjit tombol remote untuk membuka atau menutup pintu mobil. Cukup simpan saja kuncinya di mobil, dan sentuh pintu maka pintu mobil akan terbuka otomatis.

2. Spion melipat sendiri

Spion Veloz saat mengunci mobil akan terlipat otomatis. Kemudian akan terbuka lagi saat kita menyalakan mesin mobil.

3. Suspensi lebih oke

Avanza dan Veloz 2019 menggunakan suspensi yang sudah disempurnakan, seperti halnya Rush. Toyota mengklaim suspensi itu membuat Avanza lebih minim body roll, saat mobil menikung. Toyota melakukan penyesuaian pada sistem suspensi depan MacPherson Strut dan suspensi belakang 4-link lateral rod untuk meningkatkan stabilitas mobil.

4. Antena Sirip Hiu

Avanza menghilangkan antena standar yang membosankan, Avanza kini sudah menggunakan sirip antena hiu yang ditempatkan di bagian belakang.

5. Audio milenial banget

Fokus lain pengembangan Avanza adalah infotainmentnya. Audio mobil Avanza pun sudah milenial. Mobil bisa dipadukan dengan HP, bisa mirroring (memindahkan layar HP ke layar audio mobil dengan aplikasi T-Link). Dan saat menonton video pun, layar audio mobil dalam kondisi mirroring masih bisa beroperasi dengan layar sentuh. Biasanya kalau dalam kondisi mirroring, kita harus menekan layar HP agar layarnya berubah.

Audionya bisa terpisah. Jadi kalau pengendara di depan ingin mendengarkan radio, sementara yang di belakang ingin mendengarkan audio dari bluetooth bisa memilih opsi split zone di audio mobil.

Bagi penggila gadget pun jangan ketakutan habis baterai, karena ada colokan pengisi baterai sampai baris ketiga. Namun untuk baris pertama dan kedua harus pakai lighter adapter dulu. Sementara untuk baris ketiga sudah bisa tinggal colok. Di baris tengah juga ada tempat untuk botol minum.

6. Start stop button

Yang terakhir dan mungkin paling bikin kaget adalah adanya tombol start stop button di Avanza. Tak perlu lagi memutar anak kunci, cukup colok saja untuk menyalakan mesin.

Wuling Cortez

Foto: Pradita Utama
Wuling Cortez juga menjadi salah satu merek yang paling dicari di 2019. Mobil berdarah Cina ini memang kerap dicari pencinta otomotif, karena dengan memiliki harga yang relatif murah mobil ini menawarkan fitur terbaik di kelasnya. Tercatat, ada sekitar 34.000 pencarian setiap bulannya di detikcom

Terlebih ini dibuktikan dengan penjualan Wuling Cortez, selama tujuh bulan di tahun 2019, total distribusi Wuling Cortez yakni 1.710 unit sedangkan Sienta 412 unit. Namun bisa saja distribusi Sienta yang terus menipis itu karena Toyota tengah menyiapkan model baru dari MPV pintu geser tersebut. Perlu juga digaris bawahi, bahwa Wuling memiliki varian Cortez lebih banyak daripada Sienta.

Toyota Rush

Foto: Toyota Rush/Toyota
Toyota Rush juga menjadi model yang paling dicari detikers. Tercatat, ada sekitar 34.000 pencarian setiap bulannya selama 2019 di detikcom.

Jika melihat dari peristiwa yang terjadi, memang Toyota tidak memperkenalkan model terbaru dari Toyota Rush. Namun Toyota tengah melakukan kampanye untuk seluruh pemilik Toyota Rush agar bisa mendatangi diler Toyota.

Toyota Astra Motor (TAM) memastikan proses recall Rush terkait kerusakan kantong udara (airbag) yang diumumkan pada Juli lalu terus berlangsung. Info terakhir, TAM mengklaim proses perbaikan mobil konsumen sudah mencapai 72 persen.

"Recall sekitar (info terakhir) seminggu yang lalu, sudah sampai 72 persen. Kan 60 ribu totalnya jadi sudah lebih dari 40 ribuan, hampir 45 ribu," tutur Direktur Pemasaran PT. TAM Anton Jimmi Suwandy di Jakarta, Kamis (12/12/2019) kemarin.

Menurut Anton tingkat penyelesaian hingga memakan waktu satu semester dengan capaian 72 persen tergolong sangat baik. Respons masyarakat disebut sangat cepat dan aktif.

"Melihat dari jumlah waktu ya itu kan kita info di bulan Juli Agustus cukup cepat dibandingkan recall-recall yang lain," kata Anton.

"Relatif (mobil) masih baru, tangan pertama, konsumen juga sudah lebih aware," sambungnya.

Toyota Rush juga digunakan sebagai mobil dinas

Masalah airbag bisa mengembang dalam kondisi tertentu karena program komputer pada ECU tidak sesuai. Anton menyebut, target penyelesaian di akhir tahun 2019 terkait recall tersebut tidak tercapai.

"Rasanya nggak bisa kelar tahun ini, karena tinggal beberapa minggu lagi ya," ujar Anton.

"Mudah-mudahan tahun depan selesai, penggunaannya (sisa yang belum recall) kebanyakan dipakai perusahaan-perusahaan digunakan terus mobilnya, karena perlu waktu saat di bengkel," ungkap Anton.

Halaman 2 dari 8
(lth/rgr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads