Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menilai, kapasitas silinder tersebut tidak mempertimbangkan aspek perilaku kebanyakan masyarakat Indonesia.
"Kapasitas silinder sepeda motor yang dibuat di atas 100 cc telah menambah kencang laju sepeda motor. Dampak itu sudah dirasakan sejak 10 tahun belakangan ini. Angka kecelakaan meningkat pesat," ujar Djoko melalui keterangan resmi yang diterima detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mencuplik data Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan selama tahun 2018, Kepolisian RI jumlah SIM C memiliki proporsi paling besar yaitu 66,05 persen. Bisa disebut, pengguna sepeda motor di Indonesia paling dominan dibandingkan jenis kendaraan lainnya.
Menurutnya hal ini berbanding terbalik dengan tujuan dari pembangunan angkutan darat, yakni menciptakan suatu sistem angkutan darat yang aman dan tertib.
"Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor masih di atas 70 persen dari kecelakaan keseluruhan. Demikian pula korbannya, terbanyak dari pengguna sepeda motor," kata Djoko.
Ketertiban dan keamanan dalam sistem dicerminkan oleh jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi. "Tingginya akan kecelakaan di jalan raya perlu penanganan khusus, terutama institusi yang ditugaskan menangani persoalan keselamatan jalan," ujarnya.
Tidak melulu, menurutnya transportasi alternatif bagi pengguna sepeda motor saat ini belum bisa terpenuhi. Ditambah Indonesia saat ini masih memiliki pekerjaan rumah terkait keselamatan lalu lintas di jalan.
"Publik dapat mudah dan murah mendapatkan sepeda motor. Sementara layanan angkutan umum kian memburuk. Institusi yang mengurus keselamatan transportasi kurang bertaji, karena statusnya," sebut Djoko. (riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
Patwal Diminta Tak Arogan: Jangan Asal Setop Kendaraan-Makan Jalur Orang