Hyundai Serius Banget Bikin Mobil Tanpa Sopir

Hyundai Serius Banget Bikin Mobil Tanpa Sopir

Rizki Pratama - detikOto
Jumat, 18 Okt 2019 10:48 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Hyundai Motor Group menyampaikan bahwa mereka berencana untuk melakukan investasi sebesar USD 34,6 miliar pada mobilitas dan teknologi otomotif lainnya pada tahun 2025. Sebagian besar kucuran dana itu akan dialirkan ke ambisi Hyundai dalam kompetisi pasar mobil otonom alias mobil tanpa sopir yang juga kebetulan didukung oleh pemerintah Korea Selatan.

Lebih lengkapnya, investasi itu mencakup mobil otonom, kendaraan listrik terhubung sampai teknologi ride-sharing di mana telah menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi otonom Amerika Serikat, Aptiv.


Peran pemerintah Korea Selatan ini adalah membuka lebih banyak peluang pencarian dana untuk teknologi mobil otonom. Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mendeklarasikan bahwa ia berharap setengah dari mobil baru pada tahun 2030 akan mengisi jalanan negara tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan bahwa perusahaan Korea Selatan akan melakukan Investasi sebesar USD 50 miliar dalam satu dekade mendatang demi transportasi masa depan.

"Pasar mobil otonom adalah pasar emas untuk revitalisasi ekonomi dan membuka peluang kerja," kata Moon dalam pidatonya di pusat penelitian Hyundai Motor.


Pemerintah sendiri turut menyumbangkan investasi sebesar USD I,4 miliar mulai dari tahun 2021 sampai 2027 pada teknologi otonom. Diperkirakan Hyundai akan meluncurkan mobil otonom level 4 atau level tertingginya yaitu level 5. Produksi untuk kebutuhan komersial akan datang pada tahun 2024 dan tahun 2027 untuk konsumen pribadi.

Ambisi tersebut tampaknya mengundang keraguan berdasarkan pendapat dari para ahli. Tantangan yang harus dilewati adalah masalah teknologi dalam negeri yang sangat minim. Dalam laporan mengenai rencana tersebut Korea Selatan memiliki celah dalam area kunci pengembangan mobil otonom seperti teknologi kecerdasan artifisial, sensor, dan logic chips.

"Hyundai harus membeli teknologi dari orang lain karena mereka kurang teknologi perangkat lunak. Meski memiliki banyak uang, akan menjadi tekanan finansial jika pendapatan menyusut," kata pengamat Samsung Securities, Esther Yim.


(rip/dry)

Hide Ads