"Kita oke saja (menggunakan bus listrik China-Red). Tapi saya katakan, isunya bukan soal Chinanya. Tapi soal kualitasnya," kata Agung, di acara Regional Workshop Soot-Free Urban Bus Fleet in Asia, di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain BYD, TransJakarta juga sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa merek asal China lainnya seperti Skywell, ZTE, Zhong Thong Bus, Ashok Leyland, Sunwin, Wineway, dan Kinglong.
![]() |
Agung sendiri mengatakan pihaknya terbuka terhadap perusahaan manapun yang menawarkan kerja sama. Tapi mengapa akhirnya tawaran kerja sama didominasi oleh merek China? Sebabnya karena bus-bus listrik China didesain sesuai dengan iklim negara tropis.
"Mungkin ada yang tanya? Kok TransJakarta nggak ambil merek internasional lain yang sudah ada di sini kayak Mercedes-Benz, Volvo, Scania? Saya bilang, saya open asalkan ready untuk pasar tropis. Dan sekarang kita lihat belum ada pabrikan bus listrik Eropa yang sudah masuk di pasar negara tropis," tegas Agung.
(lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat