Keresahan itulah yang membawa siswa SMK Texar Karawang Jawa Barat menciptakan sebuah alat pengurai kemacetan. Proyek penelitian ini ikut dilombakan di ajang Toyota Eco Youth (TEY) ke-11 tahun ini, dan berhasil menyabet juara 2 kategori sains.
Baca juga: Syarat Sah Ganjil Genap Diperluas |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Alat ini bisa mengira-ngira, arah jalan mana yang macet itu kita prioritaskan jalannya lebih lama atau lampu hijaunya lebih lama," kata Arif kepada wartawan di Jakarta, Selasa (7/8/2019).
Lanjut Arif, alat ini bekerja melalui sensor pembaca. "Jika sensor mendeteksi potensi kemacetan, dia akan memberi sinyal kepada PLC, atau Programable Logic Controller. Di sini akan mengarahkan input yang tadinya macet itu akan memberi prioritas hijau lebih lama. Dia tidak akan berubah merah sebelum sensor gerak," jelas Arif.
Untuk membuat peranti cerdas ini, Arif mengatakan butuh waktu tiga bulan untuk merampungkannya. Alat ini pun ternyata sudah diuji cobakan di Klari, Karawang pada Desember tahun lalu.
"Kalau lampu lalu lintas standar kan tidak melihat kondisi sekitar. Jadi hanya terpaku pada setingan. Kalau program ini bisa memberi prioritas, manakah lampu hijau yang harus bisa nyala lebih lama," pungkasnya.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar