"Sekarang kondisinya masih baik sebenarnya tapi tertahan oleh situasi pemilu, nanti setelah pemilu baru start lagi," ujar Marketing Director PT KTB,Duljatmono saat ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan, dalam kegiatan buka puasa bersama, Kamis (16/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang bisa angkat itu pendorongnya pertumbuhan ekonomi. Kaitannya pertumbuhan ekonomi, demand komoditas, infrastruktur, dan suku bunga karena mayoritas komersial pembelian dengan kredit jadi sangat penting. Suku bunga tinggi pasti menghambat pertumbuhan," papar Duljatmono.
"Komersial karakternya beda dengan passenger (kendaraan penumpang), apa yang mendorong ekonomi bagus komersial pasti tumbuh. Sekarang demand untuk ekonomi kalau truk dipakai buat kerja. Infrastruktur tumbuh pasti tumbuh orang butuh truk. Ekspor CPO (minyak sawit mentah/crude palm oil) tinggi demandnya orang perlu ngangkut, pasti naik. Konsumsi tinggi logistik itu pasti. Tapi kalau itu turun ya turun (penjualannnya)," tambahnya.
Pihak KTB pun tidak menduga sebelumnya dampak pemilu cukup berpengaruh bagi penjualan mereka pada kuartal pertama ini. Semester 2 nanti diharapkan dapat mengangkat angka penjualan truk merek di Indonesia.
"Tadinya kita belum membaca pemilu, tadinya normal aja ternyata lebih panjang dari yang kita perkirakan. Normal lagi semester dua. Komposisinya lebih tinggi semester 2. Semester 1 45%-47% sisanya 53% semester 2," tutup Duljatmono. (rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain