Seperti detikcom kutip dalam laporan Bloomberg, Senin (15/04/2019), Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Harjanto menyatakan Indonesia tengah membuka peluang investasi bagi pabrikan Volvo dan Renault untuk mempertimbangkan membangun pabrik atau unit perakitan di pasar mobil terbesar se Asia Tenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambung Harjanto, Cadangan nikel menjadi salah satu keuntungan Indonesia, sebab menjadi bahan baku dalam pembuatan baterai. Satu perusahaan sudah mulai memproduksi bahan baku untuk baterai listrik, begitu fasilitas produksi baterai sudah ada, maka akan mudah menarik produsen kendaraan.
"Merakit itu mudah, jadi kita harus menguasai industri hulu," kata Harjanto seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (15/04/2019).
"Kami ingin membuat komponen di sini. Itu sebabnya kami sekarang mencari pembuat baterai karena kami memliki bahan bakunya," ujar Harjanto.
Chief Operating Officer PT Maxindo Renault Indonesia Davy J. Julian mengatakan bahwa pihaknya perlu untuk melakukan studi kelayakan terlebih dahulu sebelum memutuskan apakah Renault akan berinvestasi di Indonesia. (riar/lth)












































Komentar Terbanyak
Malaysia Tolak Tawaran Bank Dunia, Harga Bensin RON 95 Tetap Rp 8.000!
Mobil Nasional Bikinan RI Bakal Dijual di Bawah Rp 300 Juta
Perpanjang STNK Tanpa KTP Pemilik Lama, Bea Balik Nama Mobil Bekas Dihapus