Mengikuti regulasi tersebut, Perusahaan Otobus Putera Mulya menjadi salah satu operator bus yang turut menggunakan bahan bakar campuran solar (cetane number 48) dengan kelapa sawit 20 itu.
"Kami memang sudah pakai biodiesel selama ini," kata Pimpinan PT Putera Mulya Sejahtera, Kurnia Lesani Adnan, kepada wartawan dalam perjalanan uji coba Bus Trans Jawa ke Semarang, Kamis (14/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Lesani, ada dampak negatif dan dampak positifnya terkait pemakaian biodiesel di mesin armada busnya. "Kelebihannya secara bisnis, make sense (masuk akal) karena harganya murah," kata pria yang akrab disapa Sani.
Namun secara teknis, penggunaan biodiesel di mesin kendaraan bisa memperpendek usia filter solar. "Jadi filter solar itu kan harusnya intervalnya 15.000 km. Kadang-kadang ada yang belum sampai 10.000 km, kadang di 5.000 km dia udah ngeblok. Jadi memang ada biaya lebih di filter solar," lanjut Sani.
Menurut Sani, tidak masalah setiap kendaraan diesel memakai bahan bakar B20 selama bisa menjaga filter solar dengan baik.
"Intinya jangan pelit juga jangan salah merek. Usahakan selalu pakai original. Kalau di bus Scania PO Putera Mulya itu, kami selalu pakai yang original. Harganya sekitar Rp 500 ribuan," terang Sani.
Ditambahkan Sani, akan sangat bahaya jika filter solar yang kotor digunakan kembali. "Kalau bagi PO yang pelit, paling tinggal bersihkan filter pakai bensin terus dipasang lagi. Tapi ya nanti kasihan injektornya, pistonnya. Tingkat keausannya pasti cepat," pungkasnya. (lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?