Meskipun menanggapi positif kebijakan tersebut, Adira Finance masih perlu menimbang hal tersebut lebih lanjut. Ketika akan diterapkan DP 0 persen hanya akan diberikan pada nasabah yang bagus berdasarkan kriteria perusahaan tersebut.
"Kita sendiri masih menimbang-nimbang belum menjalankan DP 0 persen. Itu memang dibuat OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk mempermudah lembaga pembiayaan memberikan fasilitas kepada yang memerlukannya dan saya melihat potensinya itu diberikan pada customer yang bagus," ujar Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli saat ditemui di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mau Cicilan Dibayar Lunas? Begini Caranya |
"Kredibilitas dari konsumennya bisa aja mobil atau perusahaan, terus misalnya car ownership program yang perusahaan jamin pembayaran dari stafnya itu bisa saja dapat DP 0 persen. Kita lihat dari konsumennya, sekarang belum masih dalam pertimbangan," lanjut Hafid.
Secara keuangan Adira Finance sendiri sudah memenuhi kualifikasi untuk menjalankan DP 0 persen. Hal tersebut berdasarkan dari Non Performing Loan (NPL) yang berada pada angka 1,7 % bulan Desember 2018.
"NPL nettonya di bawah satu persen dan memungkinkan itu masalah dari raise appetite kita sendiri aja. NPL gross per Desember 1,7. Netonya saya tidak ingat pasti di bawah 1 persen. Kita selalu jaga di bawah 2 persen. Tahun ini nggak bisa jawab saya apakah bisa dijalankan atau tidak," ujar Hafid.
Baca juga: Mitsubishi Kuasai 40% Saham Danamon |
Sementara mengenai akuisisi Bank Danamon oleh Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) apakah akan ada pengaruhnya dengan Adira? "Itu (Bank Mitsubishi) lembaga keuangan kelima terbesar di dunia. Jadi kita merasa dapat support yang lebih kuat lagi karena supportnya langsung dari lembaga keuangan dunia. Buat Adira dengan disupport lembaga keuangan dunia harusnya kita jadi lebih yakin atas kekuatan adira sendiri," kata Hafid.
Dengan perubahan tersebut Adira Finance akan lebih kompetitif dengan pesaingnya dalam ketersediaan dana yang lebih besar. "Salah satu kegiatan Adira yang perlu adalah funding, dengan itu ratenya akan menjadi lebih kompetitif dalam memberikan pinjaman pada masyarakat," tukas Hafid.
Dari kepemilikan baru tersebut Adira menargetkan pendanaan mereka menjadi Rp 41 triliun di mana pada tahun 2018 pada angka Rp 38,2 triliun. "Tahun ini kita target naik 5-10 persen itu 41 triliun untuk kebutuhan pembiayaan dana baru," tutup Hafid. (rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?