Outlander Jadi Bukti Kolaborasi Mitsubishi, Nissan dan Renault

Laporan dari Bangkok

Outlander Jadi Bukti Kolaborasi Mitsubishi, Nissan dan Renault

M Luthfi Andika - detikOto
Rabu, 14 Nov 2018 07:34 WIB
Mitsubishi Outlander PHEV Foto: M Luthfi Andika
Jakarta - Alliansi Renault, Nissan dan Mitsubishi menjadi group otomotif yang patut diperhitungkan. Karena berbagai kelebihan bakal ditawarkan aliansi otomotif ini, dan itu sudah dibuktikan dengan kelahiran Mitsubishi Outlander yang sangat digandrungi oleh pencinta mobil ramah lingkungan di Eropa.



Seperti yang disampaikan SVP Global Sales & Marketing Mitsubishi, Gulilaume Cartier, di Bangkok, Thailand.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini, memang belum terlalu banyak, dan kolaborasi kami baru ada di Mitsubishi Outlander," kata Gulilaume Cartier.

Cartier pun menjelaskan apa saja yang dijadikan hasil kolaborasi pada Mitsubishi Outlander.

"Kolaborasi ini, dengan menggunakan platform dan komponen yang sama. Dan ini, akan menjadi satu contoh sederhana. Meski demikian ini tidak akan saling makan antara Renault, Nissan dan Mitsubishi, semua akan berjalan seperti biasanya," ujarnya.



Sebagai catatan, Outlander memang memiliki tempat tersendiri di hati pencinta otomotif. Sebut saja seperti Mitsubishi Outlander PHEV, yang telah menjadi raja mobil ramah lingkungan di Eropa.

Seperti pemberitaan detikOto sebelumnya, meski memiliki darah Jepang, siapa yang menyangka Mitsubishi menjadi pabrikan yang berhasil meraih penjualan terbaik pada persaingan mobil ramah lingkungan di Eropa. Terbukti di 5 negara Eropa yang memiliki market terbaik dalam penjualan mobil ramah lingkungan, Mitsubishi Outlander PHEV masuk dalam 5 besar penjualan terbaik.

"Kami memiliki penjualan yang baik pada 5 market terbesar kendaraan efisien di Eropa seperti di Inggris, Swedia, Norwegia, Jerman, dan Spanyol," ujar Mitsubishi Motors General Manager Public Relations (Europe), Daniel Georges Nacass, di Marseille, Prancis beberapa waktu lalu.

"Dan di market PHEV ini sangat baik dan semua brand memiliki benefit dengan pengurangan pajak. PHEV masih meraih penjualan yang baik untuk kendaraan efisien, padahal mendapatkan insentif yang sama dengan pabrikan lainnya," tambah Daniel.



Daniel memberikan contoh di Swedia, Outlander PHEV berhasil menduduki posisi kedua dalam persaingan mobil ramah lingkungan.

"Padahal di sana ada pemain lokal seperti Volvo. Tapi Swedia memberikan insentif yang sama seperti pabrikan lainnya, dan (Outlander) PHEV berhasil terjual lebih banyak dibandingkan dengan Volvo. Karena konsumen bisa memilih dengan leluasa," ucapnya.

"Selanjutnya di Jerman, Mitsubishi juga memilik pesaing lokal yang sangat kuat (BMW, Mercedes-Benz dan Audi Group), tahun lalu kami menjual lebih banyak dibandingkan Audi dengan (Volkswagen) Passat GT. Namun ini kembali membuktikan insentif yang diberikan pemerintah sangat dibutuhkan konsumen mobil efisien," tambahnya. (lth/ddn)

Hide Ads